Menanti Sentuhan Tangan Dingin Indra Sjafri Lawan Uzbekistan

Jurnalis: Agus Riyanto
Editor: Aziz Mahrizal

15 Februari 2025 12:01 15 Feb 2025 12:01

Thumbnail Menanti Sentuhan Tangan Dingin Indra Sjafri Lawan Uzbekistan Watermark Ketik
Agus Riyanto/ketik.co.id

Peluang Timnas Indonesia U-20 lolos fase grup Piala Asia U-20 2025 masih terbuka, namun perjuangan berat harus dilalui anak asuh Indra Sjafri. Garuda Muda wajib menang lawan Uzbekistan (16/2/2025) dan Yaman (19/2/2025). 

Tentu ini bukan perkara mudah, apalagi Indonesia belum pernah menang melawan Uzbekistan. Pertemuan terakhir, Indonesia kalah 0-2 di semifinal Piala Asia U-23 Qatar 2024.

Mau tidak mau Indra Sjafri harus menyiapkan taktik 'spesial' saat bertemu Uzbekistan. Selain ada kemiripan cara bermainnya seperti Iran, Uzbekistan merupakan tim Asia yang beraroma Eropa. Selain para pemainnya rata-rata berpostur tinggi, permainan long pass selalu menjadi andalan. Tentu ini menjadi alarm bahaya bagi Indonesia jika harus bermain dengan duel-duel bola atas.

Tak hanya itu, kecepatan para pemain Uzbekistan akan menjadi ancaman serius bagi pertahanan Indonesia. Setidaknya Uzbekistan akan belajar dari kemenangan Iran beberapa hari yang lalu dengan melakukan pressing tinggi dan tidak memberi kesempatan pemain Indonesia menguasai bola terlalu lama. Ini yang harus diantisipasi oleh Indra Sjafri.

1.Tiki Taka ala Indra Sjafri bisa jadi alternatif

Dengan memainkan bola dari kaki ke kaki bisa menjadi alternatif meredam serangan Uzbekistan yang hampir pasti akan melakukan long pass. Namun, permainan dari kaki ke kaki membutuhkan ketahanan fisik dan kejelian para pemain. Jika saja salah passing akan berbuah petaka.

Ini yang harus dihindari dengan membuat kesalahan sendiri, yakni salah passing. Tak hanya itu, para pemain juga harus meminimalisir melakukan pelanggaran di daerah pertahanan. Pendeknya, mengurangi terjadinya bola mati. Baik melalui tendangan sudut ataupun tendangan bebas. 

2.Pemain harus fokus di menit-menit awal dan akhir

Belajar dari kekalahan melawan Yordania dan Iran, konsentrasi pemain belakang perlu menjadi catatan dengan terciptanya gol menit-menit awal. Selain memberi angin segar lawan, kondisi mental juga akan sedikit terganggu dan bisa berakibat sulit mengembangkan permainan.

Pun demikian di 15 menit terakhir. Biasanya konsentrasi para pemain mulai menurun. Ini harus  menjadi catatan penting bagi sang pelatih untuk memberikan instruksi kepada anak asuhnya.

3.Tidak terlalu berharap melakukan serangan balik

Salah satu kelemahan taktik Indra Sjafri adalah berharap pada counter attack. Taktik ini sebenarnya tidak selalu berbuah manis. Karena, hanya berharap lawan melakukan kesalahan lalu di counter. Di era sepak bola modern taktik ini kayaknya jarang dipakai.

Apalagi laga krusial saat melawan Uzbekistan, Indra Sjafri harus berhitung dengan taktik tersebut. Tidak ada kata lain, main cepat di menit-menit dan kalau perlu menciptakan gol cepat dan bisa meraih kemenangan (*)

*) Agus Riyanto adalah jurnalis senior Ketik.co.id yang kini bertugas di Biro Trenggalek.

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

Tombol Google News

Tags:

Menanti sentuhan tangan dingin Indra Sjafri lawan Uzbekistan Piala Asia U-20 Piala Asia Timnas Indonesia