Menyaksikan Kelucuan Makan Bareng Anggota DPRD Sidoarjo dan Penghuni Liponsos Sidoarjo

Editor: Fathur Roziq

16 Januari 2025 07:03 16 Jan 2025 07:03

Thumbnail Menyaksikan Kelucuan Makan Bareng Anggota DPRD Sidoarjo dan Penghuni Liponsos  Sidoarjo Watermark Ketik
Anggota dewan yang juga Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori (kiri) mendampingi para penghuni, staf, dan relawan Liponsos Sidoarjo saat syukuran makan-makan pada Selasa siang (14 Januari 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Selasa siang (14 Januari 2025) menjadi awal baru bagi Jery Maulana dan Delfin Darrent. Dua penghuni Liponsos Sidoarjo tersebut siap masuk ”sekolah” lagi. Jalan gelap tanpa arah kembali cerah untuk menuju masa depan. Mereka gembira luar biasa.

Di sebuah rumah makan kawasan Taman Pinang, Sidoarjo, anggota DPRD Sidoarjo M. Dhamroni Chudlori duduk paling ujung. Berderet 10 orang lainnya mengitari meja. Menu-menu lezat siap disantap. Ayam bakar, gurami goreng, sampai tahu telur. Nikmat. 

Jamuan makan siang itu khusus untuk para penghuni Liponsos Sidoarjo. Jumlahnya lima orang. Mereka didampingi staf dan relawan sosial. Dhamroni menjamu mereka sebagai rasa Syukur. Hajatan mantu putranya pekan lalu lancar. Acaranya sukses. Jamuan untuk undangan pun memuaskan.

”Semua berkat doa orang-orang istimewa ini juga (para penghuni liponsos). Saya bersyukur sekali,” ungkap legislator DPRD Sidoarjo asal Kecamatan Tulangan tersebut.

Para penghuni Liponsos Sidoarjo itu, boleh dikata, sudah terlihat seperti orang-orang pada umumnya. Padahal, sebenarnya mereka pernah mengalami masalah sosial. Di antaranya, gangguan kejiwaan. Ada Wirawan yang drop out Sastra Inggris di Unej (Universitas Negeri Jember). Lucunya bukan main di usia yang sudah 52 tahun.

Saat dimintai tolong pesan minuman air mineral, dia menggunakan istilah nyeleneh.

”Mas Sprite Jowo, satu ya,” ucap Wirawan kepada pelayan restoran.

Semua kaget. Si waitres pun kebingungan. Apa maksudnya Sprite Jowo itu. Oh, ternyata dia menyebut air mineral botolan itu sebagai Sprite Jowo.

Dhamroni pun mencoba menguji kemampuan Wirawan yang pernah kuliah jurusan bahasa Inggris itu. Masih bisa bahasa Inggris kan. Bercanda. Wirawan mengaku sedikit-sedikit masih ingat.

”Apa bahasa Inggrisnya bening,” kata Dhamroni sambil menoleh ke pendamping Komisi D DPRD Sidoarjo yang wajahnya putih bersih. Cantik.  

Wirawan pun menjawab  tangkas, ”Clearest?”

”Kalau bahasa Inggrisnya back street?” lanjut Dhamroni yang juga ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo itu.

Back itu belakang, street itu artinya molor,” jelas Wirawan.

Sengaja dia menganalogikan istilah street dengan celana jeans yang kainnya bisa melar dan nyaman dipakai itu. Tentu saja candaan Wirawan itu mengundang tawa ngakak seisi ruang makan. Mereka terlihat senang.

Ternyata para penghuni Liponsos Sidoarjo tersebut sudah berhasil menjalani rehabilitasi sosial. Nah, di antara mereka ada dua pemuda. Namanya Delfin Darrent. Usianya 17 tahun.

Delfin adalah anak yatim yang ditelantarkan orang tuanya saat masih kanak-kanak. Ibunya meninggal. Ayahnya pergi entah ke mana. Menghilang. Sampai sekarang. Wajah bapaknya pun Delfin tak ingat lagi.

Foto Suasana makan-makan yang gembira untuk penghuni Liponsos Sidoarjo bersama pendamping dan relawan sosial. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Suasana makan-makan yang gembira untuk penghuni Liponsos Sidoarjo bersama pendamping dan relawan sosial. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Kepada Dhamroni Chudlori, Delfin mengaku ingin sekolah lagi. Pilihannya ikut kejar paket C. Setara SMA/SMK. Masalahnya, dia belum punya KTP Sidoarjo meski lahir di Tanggulangin. Dia lulus dari sebuah MTs di sana. Namun ,ijazahnya ditahan karena menunggak biaya sekolah.

”Tolong dibantu menanyakan tunggakannya. Nanti saya usahakan biaya dan bikin KTP-nya,” ungkap Dhamroni sambil menelepon pejabat Disdikbud serta Dispendukcapil Sidoarjo.

Dia meminta supaya Delfin bisa cepat mulai ikut belajar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) milik Pemkab Sidoarjo di Desa Grinting, Kecamatan Tulangan. Komisi DPRD Sidoarjo berharap anak-anak tidak sekolah di Sidoarjo bisa kembali memperoleh haknya. Jumlahnya sekitar 3 ribu anak. Itu kewajiban negara.

Soal plunasan tunggakan biayanya, bagaimana?

”Jangan khawatir. Kami sudah berkomunikasi dan Pak Bupati (Plt Bupati Sidoarjo Subandi). Beliau sangat peduli. Setuju sekali membantu anak-anak yang tidak sekolah (ATS),” tutur Dhamroni.

Selain Delfin, ada Jery Maulana. Pemuda 21 tahun itu juga tidak sekolah lagi karena masalah sosial. Putus dari sebuah SMK swasta di Larangan, Sidoarjo. Dia pun didaftarkan sekaligus dengan Delfin. Keduanya mengaku benar-benar siap. Ingin sekolah lagi.

”Benar ya?” tanya Dhamroni.

”Iya,” jawab Delfin dan Jery sambil mengangguk. Wajah keduanya terlihat bahagia. 

Vina, relawan sosial, tak kuasa menahan haru. Baru kali ini, kata dia, ada seorang anggota DPRD Sidoarjo yang begitu peduli mengurusi penghuni Liponsos Sidoarjo. Dari mau kunjungan, memberikan pendampingan, hingga membantu masa depan penghuninya.

”Makan-makan seperti ini (di restoran), Pak, bagi anak-anak ini, sangat luar biasa. Siapa yang sudah pernah?” kata Lina kepada para penghuni liponsos itu. Semua menggeleng. Belum pernah.

”Ini tadi sampai ada yang imbuh empat kali,” ungkap Vina lantas tertawa.

Dhamroni menjelaskan dirinya hanya ingin menyenangkan penghuni Liponsos Sidoarjo itu. Doa orang-orang yang punya hati bersih seperti mereka pasti membawa berkah. Mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Maqbul

”Saya berterima kasih sudah didoakan,” ungkap bapak satu anak ini. Dia juga memuji pegawai Liponsos Sidoarjo, Tuti Farida dan Aryezsi Pryanti. Keduanya bersama Vina dengan telaten dan sabar mendampingi para penghuni liponsos. Sampai kondisi sosial kejiwaan mereka membaik.

Acara makan-makan bareng penghuni liponsos itu pun ditutup dengan doa bersama. Yang memimpin doa pembuka maupun penutup juga salah satu di antara mereka. Yaitu, klien rehabilitasi sosial di liponsos yang sempat mengalami guncangan jiwa, tapi sekarang kembali mampu qiroah dan mengaji.

Makan-makan selesai. Semua pamitan. Satu per satu penghuni Liponsos Sidoarjo itu salaman. Jery dan Delfin cium tangan Dhamroni. Keduanya tampak akrab dengan anggota DPRD Sidoarjo tersebut.

Foto Foto bersama Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori bersama penghuni Liponsos, pendamping, dan relawan sosial. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Foto bersama Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori bersama penghuni Liponsos, pendamping, dan relawan sosial. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Wirawan juga mengucapkan terima kasih sambil terus melucu. Tertawa terkekeh. Dia berharap Dhamroni tidak sering-sering mengingat makan-makan bersama hari itu. Khawatir senyum-senyum sendiri.

Ini tadi berangkat naik apa?” tanya Dhamroni, yang mantan ketua Komisi A DPRD Sidoarjo itu.

Anu, Pak. Tadi pinjam ambulans,” jawab mereka.

Lho, naik ambulans. Ayo jangan lupa diisi lagi BBM-nya,” ucap Dhamroni sambil membuka tas, lalu mengulurkan tangannya.

”Waduh, terima kasih, Pak. Terima kasih,” balas mereka sambil bergantian masuk mobil ambulans putih Isuzu New Panther bertulisan AMBULANS. Lalu, mereka melambaikan tangan. (*)

Tombol Google News

Tags:

DPRD Sidoarjo sidoarjo Komisi D DPRD Sidoarjo Fraksi PKB Sidoarjo Dhamroni Chudlori Liponsos Sidoarjo Dinas Sosial Sidoarjo