Nongkrong di Rumah Jengki Kayutangan Kota Malang, Serasa Bertamu di Rumah Nenek

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Naufal Ardiansyah

12 April 2024 08:07 12 Apr 2024 08:07

Thumbnail Nongkrong di Rumah Jengki Kayutangan Kota Malang, Serasa Bertamu di Rumah Nenek Watermark Ketik
Bagian dalam Rumah Jengki yang telah dibuka sebagai kafe. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Di dalam Kampung Kayutangan Heritage Kota Malang berdiri sebuah bangunan unik bernama Rumah Jengki. Berdiri sejak tahun 1960-an, Rumah Jengki kini disulap menjadi kafe yang mampu membawa pengunjung seolah bertamu di rumah nenek.

Jengki merupakan gaya arsitektur asli Indonesia yang populer pada masa pasca kemerdekaan RI. Dulunya rumah tersebut merupakan bangunan klenengan, atau separuh bangunan berasal dari tembok, dan sebagian lain dari anyaman bambu. Kemudian kakeknya meminta arsitek dari Universitas Airlangga (Unair), Ir Daryo untuk mendesain rumah tersebut.

Rumah Jengki baru disulap menjadi tempat ngopi pada sekitar bulan Agustus 2023 atas persetujuan dari ibunya. Hal tersebut disebabkan Zakia dan keluarga hingga kini masih mendiami Rumah Jengki.

"Kalau di konsepnya bertamu. Mereka berkunjung seperti ke rumah nenek, atau saudara yang ada di kampung. Konsep itu masuk dan diterima oleh setiap orang yang berkunjung. Jadi merasakan bgt kaya di rumah nenek," ujar Zakia.

Ruangan yang dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul para pengunjung pun terbatas. Zakia mencoba memanfaatkan ruang-ruang yang ada dan ditata sedemikian rupa agar terasa suasana ala rumah nenek.

Di sana juga terpajang beragam pernak-pernik koleksi pribadi peninggalan kakeknya. Mulai dari gelas dan piring antik, koleksi kaset, jam kuno, lonceng, dan juga koleksi pribadi lainnya.

"Sampai sekarang masih tetap kami tinggalin sebagai rumah. Makanya kita tidak buka sampai dalam. Di belakang tetap tempat kita, sama kamar dan dapur juga," lanjutnya.

Meskipun menyatu dengan pengunjung, Zakia dan keluarga tidak merasa terganggu dengan dijadikannya rumah huniannya sebagai kafe. Ia juga membatasi kunjungan sejak pukul 09.00-22.00 WIB. Namun pada akhir pekan jam tutup Rumah Jengki bertambah sampai pada 23.30 WIB.

"Respons pengunjung juga positif karena mereka menyukai konsep ini. Setiap pengunjung puas dengan hidangan dan konsep yang dibuat. Harapan saya semoga Kampung Kayutangan Heritage masih tetap menjadi tujuan wisata utama di Kota Malang," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Rumah Jengki Rumah Jengki Kayutangan Heritage Kafe Kota Malang Kota Malang Kayutangan Heritage