Ongkos Angkut Gabah di Pesisir Labuhanbatu Naik 200 Persen Akibat Jalan Bonyok, Warga: Tolong Kami Pak Prabowo

13 Februari 2025 15:11 13 Feb 2025 15:11

Thumbnail Ongkos Angkut Gabah di Pesisir Labuhanbatu Naik 200 Persen Akibat Jalan Bonyok, Warga: Tolong Kami Pak Prabowo Watermark Ketik
Sejumlah kendaraan terjebak di jalan bonyok di Desa Sijawi-jawi, Kecamatan Panai Hulu, Labuhanbatu. Dampaknya, ongkos angkut gabah melonjak hingga 200 persen. (Foto: Joko/Ketik.co.id)

KETIK, LABUHAN BATU – Kondisi jalan utama di sejumlah desa wilayah pesisir Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumut mayoritas sangat memprihatinkan.

Dalam situasi musim kemarau maupun penghujan, keduanya sama-sama menimbulkan kejenuhan bahkan hingga keresahan masyarakat dan pengguna jalan.

Seperti yang dialami masyarakat Desa Sijawi-jawi, Kecamatan Panai Hulu. Belasan kilometer jalan utama kondisinya babak belur dan bonyok jika dilalui saat musim penghujan tiba.

Teranyar, terhitung empat bulan belakangan, masyarakat petani sangat terdampak imbasnya. Biaya transportasi distribusi hasil tanaman, melonjak tajam.

Seperti pengakuan Mahmud Akmal seorang warga Desa Sijawi-jawi via telepon seluler, Kamis, 13 Februari 2025. Ia terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan mencapai 200 persen kenaikannya.

Dijelaskan Mahmud, jalan darat itu, merupakan urat nadi perekonomian serta akses penghubung ke sejumlah desa lainnya, baik di Kecamatan Panai Hulu maupun menuju desa di Kecamatan Bilah Hilir.

"Akibat babak belurnya prasarana jalan, berdampak nyaris tak bisa dilalui kendaraan. Ironisnya lagi, berimbas pada kenaikan biaya transportasi hasil pertanian masyarakat," sebutnya.

Menurut Mahmud, titik terparah di kawasan ruas jalan penghubung Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir menuju Dusun Sidomakmur Desa Sijawi-Jawi, Kecamatan Panai Tengah. 

Kerusakan-kerusakan badan jalan mencapai 50 meter hingga 100 meter. Dengan kedalaman hingga 30 centimeter. Akibatnya, kenderaan jenis minibus tak mampu melintas. 

"Hanya truk jenis dump yang mampu. Meskipun rawan sangkut di dalam kubangan lumpur di badan jalan rusak," paparnya. 

Untuk biaya transportasi angkutan hasil pertanian masyarakat, terjadi kenaikan signifikan. Menyebabkan nilai jual tandan buah segar (TBS) Kelapa sawit dan Gabah Kering Panen (GKP) Padi persawahan. 

"Masyarakat sini dominan petani sawah. Dampak jalan rusak biaya pengangkutan penjualan gabah tambah mahal," bebernya.
 
Sebelumnya, untuk penjualan gabah ke luar Desa sebesar Rp200 per kilogram. Saat ini mencapai Rp600 perkilogram. 

"Bertambah mahal ongkos angkutan Rp400 perkilogram. Ini menekan ketahanan ekonomi masyarakat petani," ketusnya. 

Mewakili masyarakat desa setempat, Mahmud Akmal memohon kepada pihak pemerintah untuk dapat memberikan solusi permasalahan di sana. 

Khususnya Pemerintahan Presiden Prabowo yang sedang gencar berupaya membantu pengembangan perekonomian petani padi untuk membangun ketahanan pangan nasional.

"Memohon kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu agar mau memperhatikan dan memperbaiki badan jalan Desa Sei Jawi -jawi," katanya.

Dilanjutkannya, sebagai masyarakat Desa Sei Jawi -jawi, kembali dia berharap Presiden RI Prabowo untuk secepatnya melakukan upaya perbaikan jalan desa tersebut.

"Karena kalau tetap seperti ini, maka perekonomian masyarakat di daerah ini akan semakin terpuruk," tandasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Jalan utama desa Ongkos angkut hasil pertanian melonjak Gabah Desa Seijawi-jawi Kecamatan Panai Hulu Labuhanbatu Sumut Bonyok Jalan babak belur Musim kemarau atau penghujan