KETIK, SURABAYA – Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya kembali menerima kunjungan kapal pesiar mewah Seven Seas Voyager pada Senin 13 Januari 2025. Kapal pesiar dengan GRT (Gross Tonnage) 42,363 GT dan LOA (Length Over All) 206.5 m tersebut membawa sebanyak 642 orang penumpang dan 365 crew.
General Manager Kalimas dan GSN Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa, Ana Adiliya menyampaikan kapal pesiar Seven Seas Voyager ini baru pertama kali bersandar di Kota Surabaya. Sebelumnya kapal berbendera Bahama ini sempat transit di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
"Mereka tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada pukul 08.00 WIB, dan kemudian pada pukul 17.00 melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Benoa Bali dan akan berkunjung juga ke Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur," jelas Ana, Senin 14 Januari 2025.
Selama singgah di Surabaya, para wisatawan mengikuti berbagai kegiatan tur, seperti mengunjungi ikon-ikon kota Surabaya, wisata sejarah ke Trowulan di Mojokerto, dan eksplorasi budaya khas Jawa Timur. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian lokal.
"Pada saat turun dari kapal, para wisatawan juga disambut dengan tarian khas Jawa Timur yaitu tari Reog Ponorogo dan pengalungan bunga kepada 10 penumpang pertama yang turun," tambahnya.
Ana Adiliya menuturkan bahwa sebelumnya rencana terdapat sebanyak 23 kapal pesiar yang akan datang ke Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2025 ini. Namun terdapat pembatalan sebanyak 5 kapal sehingga totalnta ada 23 kapal yang akan bersandar di Kota Pahlawan.
"Rencananya nanti tanggal 31 Januari 2025, kapal pesiar Seven Seas Explorer nantinya akan sandar juga di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," paparnya.
Selain persiapan penyambutan kedatangan kapal pesiar, pihak Pelindo Regional 3 Sub Regional Jawa juga berkordinasi dengan pihak KKP Kelas 1 Surabaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para wisatawan, seperti melakukan pemeriksaan suhu tubuh.
"Apabila ditemukan suhu tubuh diatas 37 Derajat Celcius maka wisatawan tersebut akan mendapatkan penanganan khusus di klinik dan tidak diperbolehkan melancong di Surabaya," pungkasnya. (*)