KETIK, BLITAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus berinovasi demi meningkatkan kualitas pendidikan warganya. Pada Senin, 2 Desember 2024, program Generasi Emas, sebuah kelompok belajar masyarakat, resmi diluncurkan di Desa Sragi, Kecamatan Talun.
Program ini diharapkan mampu menjadi solusi konkret untuk mengatasi persoalan anak tidak sekolah (ATS) dan meningkatkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Blitar.
Acara peluncuran ini mengusung tema “Bersama Kita Wujudkan Pendidikan untuk Semua” dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forkopimcam, Pemerintah Desa Sragi, serta masyarakat setempat.
Drs. Rully Wahyu Prasetyowanto, ME., Pelaksana Tugas (Plt) Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Blitar sekaligus Kepala Bappedalitbang, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari intervensi strategis Pemkab Blitar dalam membangun sumber daya manusia berkualitas.
Rully menegaskan bahwa pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) filial adalah langkah nyata pemerintah untuk mengentaskan anak-anak yang putus sekolah. Program ini akan diterapkan di lokasi-lokasi dengan peserta minimal 10 orang.
“Desa Sragi menjadi pilot project penerapan PKBM filial ini,” ungkap Rully.
Ia juga menyebutkan bahwa program ini bertujuan untuk mendukung Gerakan Penanganan Anak Tidak Sekolah (GRANATS) yang ditargetkan tuntas di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Blitar.
“Dengan program ini, kita tidak hanya menuntaskan wajib belajar 13 tahun, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh,” tegasnya.
Saat ini, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Blitar masih berada di angka 7,83 tahun, yang berdampak pada stagnasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di angka 72,84.
“Ini tantangan besar bagi kita. Melalui Generasi Emas, diharapkan angka tersebut bisa meningkat signifikan,” ujar Rully.
Ia menambahkan bahwa Pemkab Blitar telah mengalokasikan anggaran khusus untuk program ini melalui Perubahan Anggaran 2024 dan APBD 2025. Sinergi antara pemerintah desa, tim penanganan ATS, dan PKBM diharapkan mampu mendorong anak-anak yang putus sekolah kembali belajar.
“Kalau ada anak yang berhenti di kelas dua, mereka bisa melanjutkan hingga lulus dan mendapatkan ijazah setara,” kata Rully.
Ia menekankan bahwa ijazah tersebut sangat penting untuk membuka peluang kerja, melanjutkan pendidikan, atau meningkatkan taraf hidup mereka.
Dalam kesempatan itu, Rully juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sragi, PKBM Usaha Mandiri, dan warga belajar yang antusias bergabung dengan kelompok belajar ini.
“Semangat warga Desa Sragi menjadi bukti nyata bahwa program ini sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Melalui langkah strategis ini, Pemkab Blitar optimistis dapat mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. “Pendidikan untuk semua bukan hanya slogan, tetapi komitmen nyata kami,” pungkas Rully.
Program Generasi Emas diharapkan menjadi awal dari perubahan besar bagi anak-anak Kabupaten Blitar yang sebelumnya terhambat mendapatkan akses pendidikan. Dengan semangat kolaborasi, Kabupaten Blitar siap melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.(*)