KETIK, BATU – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batu memutuskan tak menaikkan target pendapatan daerah dari pajak reklame di tahun 2025. Sebab realisasi pendapatan daerah dari pajak reklame hanya menyentuh 57 persen saja pada tahun 2024.
Kepala Bapenda Kota Batu Mohammad Nur Adhim menyampaikan bahwa capaian yang didapat dari reklame masih cenderung seret. Pajak reklame tahun 2024 mencapai Rp2,4 miliar saja. Tentu itu angka yang cukup jauh dibanding target realisasinya yang sebesar Rp4,3 miliar.
"Tahun 2025, target kami masih sama yakni Rp4,3 miliar. Besaran penarikannya masih tetap, 10 persen," ujarnya, Selasa 4 Februari 2025.
Realisasi pendapatan pajak reklame stagnan pada 2024, menurut Adhim dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya perubahan peraturan tentang ketentuan reklame yang dikenakan pajak.
Ia mengaku, sebenarnya besaran targetnya tak begitu besar. Namun, minimnya pemasangan reklame mempengaruhi pajak tersebut sulit tercapai.
"Dulu pajak reklame bisa dikenakan pada papan nama yang menempel di berbagai tempat. Termasuk papan nama bersifat komersil yang terpasang di toko," tambahnya.
Selain itu, kata Adhim, peminat pemasang reklame juga menurun. Hal ini banyak dipengaruhi dengan kemajuan teknologi. Dikatakannya, sekarang semakin banyak orang yang lebih memilih memasang iklan di media daring dan media sosial. Sebab dianggap biayanya lebih terjangkau untuk pemasangan iklan dan cakupannya lebih luas.
"Ada beberapa upaya yang kami lakukan untuk meningkatkan pajak reklame. Seperti pendataan reklame yang wajib pajak dan menertibkan reklame yang tak berizin bersama Satpol PP Kota Batu," tegasnya.(*)
