KETIK, PACITAN – Usai dibuka kembali pada 5 Februari 2025 lalu, setelah nyaris sebulan tutup akibat merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasar Hewan di Pacitan masih sepi praktik jual beli bagi peternak sapi.
Di hari pertama operasional pasar Pon Pacitan misalnya, Senin pagi, 10 Februari 2025. Terlihat, di lokasi pasar hewan terbesar di Pacitan itu tak satu pun terlihat sapi diperjualbelikan.
"Kekhawatiran peternak khususnya pedagang sapi di Pacitan terbilang masih sangat tinggi," ucap Tukiyat, seorang peternak asal Karangnongko, Kecamatan Kebonagung menjelaskan alasan sambil melihat-lihat ternak.
Alhasil, harga kulakan sapi untuk dijual kembali pun belum kentara jelas. Pun di area pasar, hanya dirajai oleh kehadiran peternak kambing.
"Niat datang untuk pantau harga, tapi ternyata sama sekali tidak ada yang jual sapi," keluhnya kepada Ketik.co.id
Para pem-blantik kambing tampak begitu ramai. Meski sempat dihantam PMK, mereka, tetap melaksanakan transaksi jual beli seperti biasa.
"Kalau kambing masih banyak yang dijual. Waktu pasar tutup pun, mereka tetap berjualan baik di dalam maupun di luar pasar," ujar Erna, seorang pedagang makanan yang berjualan di sekitar Pasar Hewan Pon.
"Aman, kalau kambing jarang yang terjangkit," imbuhnya.
Di lain lokasi, tampak para petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pacitan juga berjaga di area pasar.
Pasar hewan kini kembali berdenyut. Entah sebagai pusat perdagangan atau ladang uji nyali bagi ternak. Yang sehat harus ekstra waspada, yang sudah tertular diminta untuk terus berikhtiar.
"Dengan pemeriksaan yang ketat, harapan besar agar Pasar Hewan Pon bisa kembali bergeliat, meski situasi pasca-wabah ini masih akan memerlukan waktu untuk benar-benar pulih," ucapnya Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Pacitan, Agus Rustamto
Bagaimanapun, untuk mencegah semakin meluasnya penularan PMK, sinergi antara peternak, pedagang, serta pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi pasar hewan di Pacitan. (*)