KETIK, MALANG – Meskipun disambut baik oleh siswa dan guru, program Makan Bergizi Gratis (MBG) turut memberikan dampak terhadap penjualan di kantin sekolah. Pedagang di kantin SDN Lowokwaru 3 mengeluh penjualannya menurun hingga 35 persen.
Salah satunya Sringafi, biasanya ia dapat menjual makanan hingga di istirahat jam kedua. Namun sejak uji coba dan penerapan Malan Bergizi Gratis, Sri hanya berani menjual makanan berat di jam istirahat pertama.
"Kalau sekarang ramenya pas di jam istirahat pertama saja, masih ada yang beli buat makan. Menurunnya mungkin sampai 30-35 persen," ujarnya, Senin 13 Januari 2025.
Biasanya pada jam istirahat pertama masih banyak anak-anak membeli makan, khususnya yang tak sempat sarapan dari rumah. Sekarang situasi berubah, dan kantin sudah mulai sepi dari siswa.
"Biasanya istirahat kedua anak masih jajan, kalau sekarang hanya sebagian aja, tidak serame sebelum program Makan Bergizi Gratis dilaksanakan," katanya.
Menurutnya jikapun program tersebut menggandeng pedagang kantin untuk menyiapkan makanan, pelaksanaannya akan cukup rumit. Terlebih dari sisi pembagian hasil maupun menu makanan.
"Sebenarnya kita mendukung saja program ini, tapi kadang anak-anak sendiri yang menunya nggak suka, dan banyak yang di buang, kan itu mubadzir. Kenapa tidak dikasihkan ke orang tuanya, biar dikelola sesuai keinginan anak," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menjelaskan program Makan Bergizi Gratis tidak banyak berpengaruh pada kantin sekolah.
"Ini kan dapat makan siang dan setelah zuhur. Anak-anak bis makan di kantin istirahat pertama atau sebelum zuhur. Jadi saya kira nggak ngefek," katanya.(*)