KETIK, MALANG – Setelah melewati berbagai rangkaian peribadatan, tibalah saatnya perayaan Tahun Baru Imlek 2024, Sabtu, (10/2/2024). Ratusan umat Tridharma mulai memadati Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang sejak pagi hari untuk melaksanakan peribadatan.
Humas Kelenteng Eng An Kiong, Luluk Indraningsih memperkirakan akan ada lebih dari 200 umat yang datang untuk beribadah di kelenteng bersejarah di Kota Malang itu.
"Estimasi kira-kira yang datang 200 orang. Kalau tanggal 3 Februari kemarin saat menghantar Shenming (Para Suci) menghadap Dien Kung (Tuhan Yang Maha Esa), kan ada 50 umat yang datang. Mungkin nanti lebih karena tradisi. Jadi mereka datang untuk sembahyang dan minta keselamatan, serta rukun sekeluarga," ujarnya.
Ia menjelaskan perayaan Imlek memiliki makna khusus bagi para umat. Bagi mereka Tahun Baru Imlek merupakan awal dari tantangan dan harapan baru. "Jadi supaya kita punya tantangan dan harapan baru. Kita bisa mawas diri dan menjaga diri, apalagi sekarang zamannya politik maka kita harus tenang," lanjutnya.
Dari pantauan di lokasi, para umat melakukan Ibadah Musim Semi dengan membawa dupa ke setiap altar Para Suci yang ada di Kelenteng Eng An Kiong. Di setiap sudut juga terdapat lilin-lilin dengan beragam ukuran.
Luluk menjelaskan bahwa lilin-lilin tersebut merupakan sumbangan yang diberikan para umat untuk dirinya sendiri. Lilin tersebut juga sebuah simbol penerangan bagi diri umat usai memberikan bantuan atau sumbangan kepada pihak yang membutuhkan.
"Biasanya umat berjanji kalau sudah berhasil akan melakukan sesuatu. Mungkin mereka sudah berhasil mewujudkannya dan audah dermawan ke tempat yang membutuhkan. Setelah itu dia menyumbang untuk dirinya sendiri. Lilin itu simbolis untuk penerangan, berbagi ke diri sendiri dan keluarga selama setahun," bebernya gamblang.
Rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2024 telah dilakukan para umat sejak jauh-jauh hari. Pada 3 Februari 2024 lalu umat telah menghantar Shenming menghadap Dien Kung ke langit. Dilanjut menyambit Chaw Kun Kong atau Shenmin turun lagi ke bumi menempati tempatnya masing-masing.
"Setelah itu ada King Thi Kong sembahyang Tuhan Allah. Baru seminggu kemudian Cap Go Meh. Tahun sebelumnya tidak ada suasana politik sehingga orang ayem-ayem saja, tidak terlalu was-was. Kalau ini kan berdekatan sekali dengan Pemilu, terus ada lagi valentine day. Mudah-mudahan semua damai seperti valentine day, cinta kasih," harapnya. (*)
