Pertengahan Puasa, Permintaan Cincau di Kota Malang Mulai Meningkat

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Muhammad Faizin

23 Maret 2024 08:45 23 Mar 2024 08:45

Thumbnail Pertengahan Puasa, Permintaan Cincau di Kota Malang Mulai Meningkat Watermark Ketik
Cincau yang diproduksi oleh Hariati. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Produksi cincau oleh salah satu pedagang di Kota Malang, Hariati mulai mengalami peningkatan. Meskipun sempat mengalami kelesuan pada awal puasa, namun secara perlahan mulai banyak pesanan berdatangan.

Ia memproduksi cincuanya di Jalan Laksamana Martadinata Gang 6B Nomor 38, Kecamatan Kedungkandang.

"Waktu yang pertama penjualan sempat menurun, itu saat puasa pertama. Sekarang ini banyak langganan yang antre" ujarnya, Sabtu (23/3/2024).

Biasanya setiap harinya ia memproduksi hingga 300 blek cincau. Ia menjelaskan produksi cincau saat ini dipengaruhi oleh musim. Apabila musim penghujan ia memutuskan untuk tidak memproduksi terlalu banyak cincau.

"Produksi cincau sekarang dipengaruhi oleh musim hujan. Kemarin itu hujan, produksi dikira sepi tapi cuaca juga panas, sekarang lumayan lagi. Kalau hujan seharian, mulai pagi, siang dan malam hujan terus enggak berani bikin banyak," lanjutnya.

Ketika hujan ia biasa hanya membuat sekitar 250 blek cincau. Setiap 25 kilogram cincau, Hariati mematok harga Rp 50.000 saja. Namun dibandingkan dengan hari-hari biasa, ia hanya memproduksi 40-50 blek cincau.

Sementara itu untuk proses pembuatan cincau, setiap 20 kotak memerlukan waktu hingga 4-5 jam hingga cincau tersebut mulai dingin.

"Kami jualnya 25 kilogram Rp 50.000, itu membuatnya perkiraan bisa sampai 5 jam sudah dingin untuk 20 kotak cincau," lanjutnya.

Ia mengaku sempat kesulitan mendapatkan bahan baku berupa daun cao. Hal tersebut disebabkan semakin jarangnya penjual daun cao di Kota Malang.

Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, Hariati mengambil daun cao dari Ponorogo sebab memiliki kualitas yang lebih bagus dan menghasilkan cincau berwarna hitam dengan tekstur yang kenyal.

"Daunnya enggak ada yang menanam, padahal dulu banyak yang jual tapi sekarang sulit dan mahal, sepertinya karena pengaruh cuaca. Ini dari Ponorogo, kualitas jadinya bagus, hitam dan kenyal. Kalau tidak dari sana hasilnya jelek, kalau dari sini beda seperti coklat begitu warnanya," jelasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Cincau Kota Malang Produksi Cincau bulan Ramadan Kota Malang Kuliner Ramadan
04. Home Sidebar 1
06. Home Sidebar 3 04. Home Sidebar 1