KETIK, PROBOLINGGO – Jutaan pasang mata alumni, wali santri, dan masyarakat menyaksikan penyerahan Sertifikat ISO 21001:2018 kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton dari PT Global Certification Indonesia, baik secara langsung maupun virtual.
Agenda itu berlangsung pada acara Haul Masyayikh dan Hari Lahir (Harlah) ke-76 Pondok Pesantren Nurul Jadid, Minggu (27/01/2025).
Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Ir. Titis Arganto Aryoseno, M.M., dan Ir. Sunarwanto kepada KH. Moh. Zuhri Zaini (Pengasuh) dan KH. Abdul Hamid Wahid (Kepala Pesantren).
Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid, mengungkapkan bahwa keberhasilan memperoleh sertifikat ISO ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen di pesantren.
“Pondok Pesantren Nurul Jadid berhasil memperoleh sertifikat ISO 21001:2018, standar internasional untuk sistem manajemen organisasi pendidikan. Dengan penerapan ISO ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen di pesantren serta memastikan bahwa setiap program yang kami jalankan benar-benar bermanfaat bagi umat dan masyarakat,” ungkapnya.
Kiai Hamid menambahkan, penerapan ISO 21001:2018 bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pendidikan di pesantren berjalan dengan lebih terstruktur, terukur, efisien, dan profesional.
"Dengan sistem manajemen yang lebih baik, kami berharap dapat memberikan pengalaman belajar yang optimal dan maksimal bagi para santri, serta memperbaiki pelayanan sosial, ekonomi, dan kesehatan yang kami jalankan untuk masyarakat," imbuhnya.
Ia juga berharap, dengan standar internasional ini, kemanfaatan Pondok Pesantren Nurul Jadid untuk umat dapat semakin dirasakan dan lebih luas lagi.
Apalagi, dalam Pengembangan Induk Pesantren (PIP), pondok menetapkan bahwa pada tahun 2040 lembaga ini akan menjadi institusi dengan reputasi dunia.
Selanjutnya, Bupati Bondowoso terpilih itu menegaskan, ISO dalam Sistem Manajemen Operasional Pendidikan (SMOP) akan mendudukkan pembelajaran dan pengajaran di Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai bagian penting dalam peningkatan manajemen melalui penyusunan PDCA (Plan, Do, Check, Act) atau PPEPP (Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pengendalian) secara saksama.
“Pengelolaan pendidikan di pesantren tidak hanya diaudit oleh auditor internal, tetapi juga eksternal. Dengan demikian, penjaminan mutu menjadi pondasi kuat untuk pengelolaan pesantren, yang selama ini dilakukan secara alamiah,” pungkasnya.
Sebagai inisiator, Dody Heral Ardiansyah, S.Psi, menegaskan bahwa sertifikat ISO bukan hanya sekadar selembar kertas, melainkan sebagai bukti penerapan pola kerja keras, cerdas, dan tuntas dalam mengelola pesantren.
“Pesantren Nurul Jadid Paiton dengan pengelolaan manajemen yang baik dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu, layak untuk mendapatkan sertifikat ISO 21001:2018,” ujarnya. (*)