Pesugihan Gunung Kawi Jadi Penelitian Tesis, Mahasiswa Udayana Gelar FGD

Jurnalis: Gumilang
Editor: Aziz Mahrizal

15 Januari 2025 17:14 15 Jan 2025 17:14

Thumbnail Pesugihan Gunung Kawi Jadi Penelitian Tesis, Mahasiswa Udayana Gelar FGD Watermark Ketik
Mahasiswa S2 Pariwisata Udayana Bali Benedicta Pahar menggelar FGD di Balai Desa Wonosari Kabupaten Malang. (Foto: Binar Gumilang/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Mahasiswa S2 Pariwisata Universitas Udayana Bali Benedicta Pahar mengangkat potensi wisata multikultural di Gunung Kawi Kabupaten Malang sebagai judul tesisnya. Ritual Pesugihan di Gunung Kawi Kabupaten Malang jadi topik utama tesisnya.

Pesugihan Gunung Kawi dibahas melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan Benedicta Pahar untuk menyelesaikan tesisnya belum lama ini. FGD digelar di Balai Desa Wonosari, Kabupaten Malang. Lokasinya tidak jauh dari Pesarean Gunung Kawi.

Hadir para pemateri maupun narasumber FGD dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Dosen Pariwisata Universitas Merdeka (Unmer) Rizha, Tokoh Masyarakat Solikin dan jurnalis Ketik.co.id Binar Gumilang.

Tokoh Masyarakat Gunung Kawi Solikin mengatakan, Pesarean Gunung Kawi sudah sejak lama identik dengan Pesugihan. Sehingga, cap atau label tersebut tidak bisa dihapuskan begitu saja.

"Orang kalau datang kemari itu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa. Salah satunya dengan menggelar ritual di Pesarean Gunung Kawi ini," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, keberadaan Pesarean Gunung Kawi ini memiliki sejarah panjang. Di tempat ini pula sebenarnya bisa jadi ikon dari keberagaman dan multikultural.

"Di sini ada klenteng maupun vihara, masjid, dan juga gereja. Di samping juga ada makam Eyang Djoego dan Eyang Raden Mas Iman Soedjono," sebutnya.

Pesarean Gunung Kawi, lanjut dia, banyak warga yang datang khususnya dari etnis Tionghoa untuk melakukan ritual Ciam Si, yakni ritual tradisi meramal nasib.

"Budayanya juga bisa dikembangkan. Karena di sini ada kirab budaya Satu Suro yang selalu dipadati oleh wisatawan. Momen tertentu di penanggalan Jawa juga banyak yang berziarah di sini," sebutnya.

Sementara itu, Jurnalis Ketik.co.id Binar Gumilang yang juga sebagai narasumber pada FGD tersebut mengatakan, Gunung Kawi selama ini memang identik dengan Pesugihan.

"Ketika melakukan pencarian di Google dengan kata kunci Pesugihan, maka yang paling banyak keluar adalah Gunung Kawi di Kabupaten Malang ini. Ini merupakan bagian dari wisata pilgrimage yang dibahas melalui tesis ini," sebutnya.

Dalam melakukan pengembangan pariwisata di tempat tersebut kata ia, maka harus dilakukan bersama-sama. Dengan melakukan pengemasan yang baik oleh Disparbud Kabupaten Malang.

Sementara itu, Hartono, Kabid Kebudayaan Disparbud Kabupaten Malang mengatakan ada berbagai problematika di Gunung Kawi dan menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan.

"Di antaranya permasalahan parkir, aksesibilitas, dan pemenuhan fasilitas penunjang lainnya. Tentunya kami melibatkan masyarakat dan tokoh di sini untuk membahas hal tersebut," ucapnya.

Sedangkan Mahasiswa S2 Pariwisata Udayana Bali Benedicta Pahar menjelaskan terkait Tesis yang diangkatnya berjudul Model Pengelolaan Pilgrimage Tourism Berbasis Multikultural di Gunung Kawi Kabupaten Malang.

"Pilgrimage Tourism atau wisata ziarah di Indonesia adalah salah satu jenis pariwisata yang memiliki nilai religius dan budaya yang tinggi. Kegiatan dalam wisata ziarah melibatkan perjalanan ke tempat-tempat suci, makam tokoh agama atau lokasi yang dinilai memiliki nilai spiritual," bebernya gamblang.

Menurutnya, Wisata Ziarah nyatanya memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal yang berada di sekitar daya tarik wisata. Dampak ekonomi yang dialami masyarakat sekitar seperti meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor perdagangan dan jasa.

"Dengan berkembangnya wisata ziarah, mampu menciptakan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi lokal," terangnya.

Lanjutnya, ritual dan pertukaran budaya di kawasan Gunung Kawi terlihat pada pengaruh kebudayaan Tionghoa. Dikarenakan keterlibatan warga keturunan Tionghoa yang dulu pernah berguru dengan Eyang Jugo dan Raden Mas Iman Soedjono. 

Beberapa warga keturunan Tionghoa yang berguru pada Raden Mas Iman Soedjono juga  berpindah tempat tinggal di kawasan Gunung Kawi. Pada akhirnya terdapat cerita kesuksesan seorang pengusaha rokok Bentoel setelah melakukan ziarah dan ritual.

"Dari segi manfaat akademis, penelitian ini menambah wawasan penelitian dalam kajian pariwisata khususnya pilgrimage tourism berbasis multikultural di mana belum banyak dilakukan oleh Peneliti sebelumnya. Selain itu, penelitian ini memberikan referensi baru berfokus pada pilgrimage tourism yang berbasis multikultural," tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pesugihan Gunung Kawi gunung kawi pesugihan Universitas Udayana Udayana tesis Kabupaten Malang Malang