KETIK, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang menyusul pengunduran diri pemimpin oposisi Benny Gantz.
Informasi dihimpun dari Al-Jazeera, PM Israel Netanyahu kini menyiapkan kabinet pengganti yang berisi menteri dengan jumlah lebih sedikit dibanding Kabinet Perang.
"Tak ada lagi kabinet perang," kata Netanyahu pada Minggu (16/6/2024).
Dilansir dari CNN, Kabinet Perang sebelumnya dibentuk setelah Gantz meninggalkan oposisi untuk bergabung dengan pemerintahan Netanyahu. Selain Gantz, anggota partai lain, yakni Gadi Eisenkot juga sepakat untuk bergabung dengan syarat Kabinet Perang dibentuk.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant hingga politikus Ron Dermer juga bergabung dalam kabinet itu.
Namun, Gantz mengumumkan pengunduran dirinya pada 9 Juni 2024 setelah gagal membuat Netanyahu menyetujui rencana pascaperang di Gaza.
Alasannya, Gantz menilai Netanyahu gagal dalam menyusun strategi konflik di Gaza dan pemerintahan Jalur Gaza di masa depan.
Beberapa nama yang dipersiapkan mengisi pengganti kabinet perang adalah Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer. Dua nama itu sebelumnya juga masuk di antara enam menteri anggota Kabinet Perang.
Langkah pembubaran itu dilakukan Netanyahu bersamaan dengan kunjungan utusan khusus Amerika Serikat, Amos Hochstein di Jerusalem.
Misinya mendinginkan kondisi konflik antara Israel dan pasukan Hizbullah di Lebanon yang mulai meningkat.
Sebagai informasi, kabinet perang sendiri dibentuk sebagai tim sementara khusus menangani serangan Hamas, pada 7 Oktober 2023.
Beberapa anggotanya selain Netanyahu, Yoav Gallant dan Ron Demer, ada pula Jenderal Benny Gantz, Gadi Eisenkot dan Aryah Deri dengan status pengamat.
Kabinet Perang juga merepresentasikan perwakilan partai yang duduk di parlemen Israel, Knesset. Kabinet yang ada di bawah departemen keamanan ini bertugas membuat keputusan cepat tentang cara perang berlangsung, sebelum disetujui oleh kabinet umum. (*)