Ada yang berbeda dari momen kontestasi Pilkada 2024. Tidak jauh beda dengan Pileg pada beberapa bulan lalu, Pilkada 2024 ini juga dihiasi fenomena artis yang terjun ke panggung politik.
Ada 16 artis yang mencalonkan diri di Pilkada 2024, di antaranya adalah Rano Karno, Ronal Surapradja, Kris Dayanti, Gita KDI, Muhammad Farhan, Hengky Kurniawan, Jeje Ritchie Ismail, Gilang Dirga, Sahrul Gunawan, Ali Syakieb, Vicky Prasetyo, Vicky Shu, Alam Alatas, Lucky Hakim, Ramzi, dan Virnie Ismail.
Dari ke 16 artis tersebut, ada yang mencalonkan diri menjadi gubernur, wakil walikota, bupati, dan juga wakil bupati. Maraknya para artis yang bergabung dalam kontestasi politik ini bukan pertama kalinya terjadi pada Pilkada 2024 saja, melainkan juga pada Pemilu Legislatif beberapa tahun lalu.
Tercatat pada tahun 2004 terdapat 38 orang, tahun 2009 61 orang, tahun 2014 77 orang, tahun 2019 91 orang. Kemudian, pada tahun 2024, terdapat 78 artis Indonesia yang maju pada gelaran Pileg.
Dengan semakin banyaknya artis yang terjun ke dunia politik, salah satu pertanyaan menarik adalah, apakah mereka memiliki kredibilitas sebagai komunikator di kancah politik? Sebab, komunikasi yang efektif sangat penting dalam membangun citra dan kepercayaan publik.
Selain itu, tidak semua artis yang menjadi kontestan Pilkada 2024 memiliki latar belakang dan pengalaman di bidang politik. Artis yang telah berhasil terpilih pada kontestasi Pilkada 2024 mungkin saja memiliki kemampuan untuk mengarahkan perhatian dan mempengaruhi persepsi publik, namun apakah kemampuan komunikasi para artis yang terjun ke dunia politik ini cukup untuk menghadapi tantangan kepemimpinan yang lebih kompleks?
Hovland mendefinisikan kredibilitas sebagai keahlian atau expertness dan dapat dipercaya atau trustworthiness (McGarry & Hendrick, 1974). Sebagai kepala daerah, tentu artis tersebut harus mampu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya populer saja, tetapi juga mempunyai integritas serta kapabilitas yang dibutuhkan untuk dapat mengelola pemerintahan secara efektif. Aristoteles dalam karyanya, The Retoric, menjelaskan terkait konsep kredibilitas sumber.
Menurutnya, terdapat 3 sarana persuasi, di antaranya ethos, logos, pathos. Etos retorika menjadi hal yang paling penting untuk memberikan pengaruh pemikiran dan keyakinan audiens. Etos menyiratkan pengetahuan dan pemahaman komunikator tentang pesan yang dibarengi dengan otoritas moral dan niat baik yang diekspresikan oleh pengirim pesan.
Hal ini menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kredibilitas dan kepercayaan yang diberikan kepada komunikator (Umeogu, 2012). Hal ini juga dijelaskan dalam Teori Kredibilitas Sumber dari Hovland, Janis dan Kelly. Ia menyatakan bahwa orang atau penerima informasi akan lebih mudah dibujuk ketika sumber informasi menampilkan dirinya sebagai orang yang kredibel.
Kredibilitas komunikator dalam politik adalah faktor utama dalam membangun kepercayaan publik serta memperoleh dukungan yang berkelanjutan. Sebab, untuk dapat memberikan pengaruh dalam perubahan sikap para penerima pesan, seorang komunikator harus memiliki kredibilitas.
Ketika kredibilitas yang dimiliki seorang komunikator tinggi, maka akan memudahkan dalam proses pengiriman gagasan hingga pesan politik (Siagian, 2012). Maka dari itu, inilah pentingnya kredibilitas komunikator khususnya dalam konteks ini adalah kredibilitas dari para artis kontestan Pilkada 2024.
Meskipun saat ini Pilkada 2024 masih dalam tahapan penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara, namun berdasarkan data-data yang dibagikan oleh lembaga survei quick count, masyarakat sudah dapat mengetahui perolehan suara dari para paslon. Termasuk perolehan suara milik para artis yang mencalonkan diri pada kontestasi Pilkada 2024.
Ketika terpilih dan resmi ditetapkan sebagai pemenang pada kontestasi ini, jelas artis yang menang pada Pilkada 2024 nantinya perlu menunjukkan bahwa mereka mampu menggunakan kredibilitas komunikasi mereka untuk memberikan kebijakan yang berdampak baik bagi masyarakat.
Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa popularitas tinggi yang dimiliki artis dapat menarik perhatian masyarakat dalam proses politik (Zwarun & Torrey, 2011). Tetapi, mereka juga perlu memiliki kemampuan untuk mengelola citra diri, menyampaikan pesan yang jelas, hingga merangkul publik dengan komunikasi yang penuh empati dan kredibilitas.
Biasanya, komunikator akan lebih dihargai apabila terdapat keahlian yang dimilikinya (Nugraha, 2019). Melihat latar belakang kemampuan para artis, biasanya mereka memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan audiens. Baik melalui media massa maupun ketika berada di panggung hiburan.
Keahlian mereka dalam menggunakan media sosial dan platform digital untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih juga memberikan keuntungan bagi mereka untuk dapat meningkatkan citra diri. Namun, tetap popularitas bukanlah satu-satunya faktor yang dapat diandalkan untuk bisa meraih suara pemilih.
Sebagai kepala daerah, seorang artis wajib mampu untuk membuktikan bahwa mereka dapat mengelola suatu daerah dengan baik, tidak terkecuali mengelola kebijakan publik serta bekerja sama di dalam lembaga pemerintahan.
Artis yang pada akhirnya terpilih pada Pilkada 2024 sebagai kepala daerah harus mampu mengubah citra mereka menjadi pemimpin yang kompeten dengan menggunakan kredibilitas komunikasi untuk dapat membangun kepercayaan dan mengelola pemerintahan dengan efektif.
Kredibilitas komunikator sebagai faktor utama dalam komunikasi politik, akan menentukan apakah artis yang terpilih dapat menjalankan amanah tugasnya sebagai kepala daerah dengan integritas dan kepemimpinan yang diharapkan oleh masyarakat. Maka dari itu, kini masyarakat tinggal menilai, apakah artis yang saat ini telah terpilih dan menduduki di kursi kepala daerah dapat memimpin daerahnya dengan baik?
*) Kinanti Putri Rudiana merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis
***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id
****) Ketentuan pengiriman naskah opini:
- Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
- Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
- Panjang naskah maksimal 800 kata
- Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
- Hak muat redaksi.(*)