KETIK, SURABAYA – Objek wisata terbaru Kota Surabaya akhirnya resmi dibuka, Kawasan Kota Lama Surabaya akhirnya diperkenalkan ke publik melalui event soft opening yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Kamis (28/6/2024).
Kawasan Kota Lama Kota Surabaya terdiri dari 4 zona, yakni Zona Eropa, Zona Pecinan, Zona Arap dan Zona Melayu. Kota lama Surabaya merupakan salah satu peninggalan dari pendudukan Belanda di masa lalu.
Kemegahan gedung internatio di zona Eropa. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Sebagai kota pelabuhan penting, Surabaya menjadi melting pot beragam suku bangsa, seperti seperti Jepang, Tiongkok, dan Arab. Salah satu nilai jual dari kawasan Kota lama tentu saja beragam bangunan bersejarah yang seolah-olah membawa kita pada kenangan masa lalu saat Indonesia masih berada di tangan penjajah.
Tidak hanya itu, untuk semakin menambah daya tarik dari kota lama, Pemkot Surabaya juga menghadirkan wisata tour dengan menggunakan jeep yang bisa dimanfaatkan untuk mengelilingi kawasan kota lama.
"Jadi di sini kita hadirkan jeep ya, yang bisa digunakan untuk berkeliling, selain itu juga ada sepeda listrik dan becak wisata," jelas Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
"Karena ini baru soft launching nanti kita evaluasi lagi terkait rute yang dilalui dan animo dari masyarakat mungkin ada yang harus diperbaiki," imbuhnya.
Selain terbagi dalam 4 zona berdasarkan pemukiman suku bangsa, dalam pengembangannya Kawasan Kota Lama juga terbagi dalam 3 zona berdasarkan area pengembangan yakni zona inti, zona penyangga dan zona penunjang.
Untuk zona inti yang meliputi pusat dari zona eropa memiliki luas sekitar 12,99 ha, sementara itu zona penyangga yang merupakan pelindung zona inti yang dominasi berada pada deliniasi Situs Niaga, memiliki luasan sekitar 27,8 ha dan terakhir zona penunjang dengan luasan sekitar 37,6 ha
Saat berkunjung di kawasan kota tua anda bisa mengunjungi beberapa bangunan ikonik yang ada di sana khususnya di Zona Eropa, salah satunya gedung internatio. Gedung ini merupakan bekas kantor Internationale Crediet-en Handels-Vereeniging Rotterdam atau Perkumpulan Kredit dan Perdagangan Internasional Rotterdam yang dibangun pada 1929 silam.
Lalu untuk Zona Pecinan anda bisa melihat berbagai pertokoan tua lengkap dengan plakat nama berbahasa mandarin yang berjejer di sepanjang jalan Kembang Jepun. Arsitektur bangunan-bangunan ini menggabungkan elemen-elemen Eropa dan Asia, mencerminkan keragaman budaya yang ada di kawasan ini.
Sedangkan untuk Zona Melayu anda dapat mengunjungi jalan panggung dan jalan pabean. Di zona melayu ini anda bisa melihat beragam bangunan yang memiliki gaya arsitektur khas ras melayu. Disini anda bisa menyaksikan beragam rumah panggung yang berwarna-warni yang menjadi ciri khas perkampungan melayu.
Terakhir Zona Arab, untuk zona arab ini masih dalam tahap revitalisasi, dan akan dibuka setelah zona eropa dan pecinan. Di zona ini berada di area perkampungan warga keturunan arab yang pada jaman dahulu banyak berprofesi sebagai pedagang. Salah satu bangunan unik yang ada disini tak lain merupakan area makam sunan ampel yang menjadi salah satu tokoh penyebaran agama islam di Surabaya.(*)