Realisasi Honor Guru Ngaji di Jember Terhambat Kebijakan saat Pilkada

Jurnalis: Fenna Nurul
Editor: Mustopa

25 Oktober 2024 17:59 25 Okt 2024 17:59

Thumbnail Realisasi Honor Guru Ngaji di Jember Terhambat Kebijakan saat Pilkada Watermark Ketik
Kegiatan Rohani setiap sore mengajar anak-anak mengaji (25 Oktober 2024) (Foto: tim HSC)

KETIK, JEMBER – Tahun 2024, ada puluhan ribu guru ngaji yang terdaftar sebagai penerima insentif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

Sebelumnya ada kebijakan baru untuk mengalihkan rekening penerima dari Bank BRI menjadi Bank Jatim. Tujuannya agar saldo insentif dapat ditarik semuanya tanpa potongan.

Penerima insentif diminta memperbaiki administrasi, dan diupayakan akan cair pada pertengahan bulan Oktober 2024.

Namun, pada 15 Oktober lalu, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati dan Sekretaris Daerah Jember sepakat untuk menunda pencairan program berbasis kemasyarakatan, termasuk insentif guru ngaji.

Program hibah dan bantuan sosial bakal dicairkan setelah Pilkada 2024 selesai, atau pada bulan Desember mendatang.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati nonaktif MB Firjaun Barlaman menyatakan bahwa program kemasyarakatan merupakan program tahunan dan tidak ada hubungannya dengan Pilkada.

Meskipun sempat terhambat persoalan teknis, Gus Firjaun menyebut insentif sebenarnya bisa segera dicairkan.

“Namun karena ada persepsi politik akhirnya minta distop. Kalau mindset negarawan harusnya melakukan segala sesuatu universal,” ungkapnya.

Sebab bansos tersebut menyangkut kebutuhan masyarakat miskin yang tidak bisa ditunda dan bentuk kepedulian kepada guru ngaji Jember.

“Kami tetap berikhtiar, kalau ada para pihak yang kemudian menginginkan ditunda itu sudah di luar kekuasaan,” sambungnya.

Tertundanya realisasi insentif ini sangat disayangkan Rohani, ustazah di Masjid Al Hikmah, Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji. Dia sudah menerima insentif pada 2022 dan 2023 dengan besaran Rp1,5 juta per tahunnya.

“Itu kan sudah milik guru ngaji, tidak ada kaitannya Pilkada dengan honor guru ngaji,” sebut Rohani, saat ditemui Jumat, 25 Oktober 2024.

Dia berharap insentif guru ngaji bisa segera direalisasikan untuk yang berhak. Apalagi insentif yang diberikan tidak hanya bermanfaat untuk Rohani seorang.

“Uang honor itu tidak saya gunakan sendiri, anak-anak juga merasakan. Untuk konsumsi anak-anak waktu Jumat berkah,” bebernya.

Setidaknya, setelah selesai masa cuti kampanye, Hendy dan Gus Firjaun memiliki waktu cukup singkat untuk merealisasikan program yang tertunda.

Gus Firjaun menyebut, mereka memiliki waktu kurang lebih tiga pekan sejak 24 November sampai 18 Desember 2024. Sebab sesuai aturan seluruh program sudah harus selesai.(*)

Tombol Google News

Tags:

insentif guru ngaji Jember belum realisasi Hendy-Gus Firjaun