Refleksi Perjuangan Sang Pahlawan Nasional, Pegiat Budaya dan Mahasiswa Gelar Haul Ke-76 Tan Malaka di Kediri

22 Februari 2025 08:01 22 Feb 2025 08:01

Thumbnail Refleksi Perjuangan Sang Pahlawan Nasional, Pegiat Budaya dan Mahasiswa Gelar Haul Ke-76 Tan Malaka di Kediri Watermark Ketik
Peringatan Haul ke-76 Tan Malaka di area makam Tan Malaka, Dusun Ledok, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jumat (21/2/2025). (foto : Anis Firmansah/Ketik.co.id).

KETIK, KEDIRI – Peringatan Haul ke-76 Datuk Ibrahim Tan Malaka di Kediri bukan sekadar mengenang sosok revolusioner, tetapi juga menjadi ajang refleksi atas gagasan dan perjuangannya dalam membangun bangsa.

Sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan dan pemikir besar, Tan Malaka menanamkan nilai perjuangan berbasis rasionalitas dan ilmu pengetahuan, yang tetap relevan hingga saat ini.

Puluhan pegiat budaya dan mahasiswa berkumpul sejak pagi di area makam Tan Malaka, Dusun Ledok, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jumat (21/2/2025) kemarin.

Mereka datang untuk memberikan penghormatan serta menggali kembali pemikiran Tan Malaka, yang telah diakui sebagai pahlawan nasional.

Sebelum memasuki area makam, para peserta menggelar orasi perjuangan yang diiringi lantunan lagu kebangsaan. Momen khidmat terasa ketika mereka menyanyikan Indonesia Raya secara lengkap dengan tiga stanza, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.  

Setelah prosesi tersebut, acara dilanjutkan dengan doa dan tahlil bersama untuk mengenang jasa sang revolusioner. Momen ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk merefleksikan pemikirannya, terutama dalam membangun kesadaran kritis serta perjuangan melawan ketidakadilan yang masih terjadi di berbagai aspek kehidupan.

Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan (DK4) Kabupaten Kediri, Imam Mubarok menegaskan bahwa pemikiran Tan Malaka yang tertuang dalam Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika) memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir kritis masyarakat.

Ia menekankan bahwa kemajuan bangsa harus berlandaskan metode ilmiah dan pemikiran rasional, bukan sekadar mitos atau kepercayaan dogmatis yang menghambat perkembangan sosial.

"Tan Malaka secara tajam mengkritik pola pikir mistis dan feodal yang masih mengakar di masyarakat. Ia menekankan pentingnya dialektika dalam memahami perubahan sosial dan perjuangan kelas, agar rakyat dapat terbebas dari belenggu irasionalitas dan menuju kesadaran revolusioner," kata pria yang akrab disapa Gus Barok.

Menurutnya, pemikiran Tan Malaka masih sangat relevan di era modern ini, terutama dalam menghadapi tantangan seperti disinformasi, pragmatisme politik yang mengabaikan idealisme, serta ketimpangan sosial yang semakin tajam. Oleh karena itu, warisan intelektualnya harus terus dikaji dan diterapkan oleh generasi muda dalam membangun bangsa yang lebih berkeadaban. 

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Nusantara PGRI Kediri, M. Fahru Rizal Sauqi, yang turut hadir dalam acara ini, mengaku terinspirasi oleh pemikiran Tan Malaka. Ia merasa bahwa peringatan haul ini memberikan dorongan semangat bagi anak muda untuk terus berjuang membangun bangsa tanpa melupakan sejarah.

"Bagi kami, generasi muda, ini adalah momen untuk meneladani semangat perjuangan Tan Malaka. Kami akan terus berjuang di jalan yang benar, tanpa takut menghadapi tantangan, sebagaimana yang dicontohkan beliau," jelasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

tan malaka kediri haul ke 76 pahlawan nasional