Ribuan Pengunjung Padati Malam 1 Suro di Petirtaan Jolotundo

Jurnalis: Suyono
Editor: Akhmad Sugriwa

8 Juli 2024 04:26 8 Jul 2024 04:26

Thumbnail Ribuan Pengunjung Padati Malam 1 Suro di Petirtaan Jolotundo Watermark Ketik
Petirtaan Candi Jolotundo (foto:dok. Pemkab Mojokerto)

KETIK, MOJOKERTO – Petirtaan Candi Jolotundo, masyarakat Jawa Timur khususnya sudah akrab dengan tempat sakral ini. Selain untuk berwisata religi, tempat ini juga sebagai tempat ritual tertentu bagi pengunjung.

Terletak di sisi utara lereng Gunung Pawitra (nama kuno) atau dikenal dengan Gunung Pawitra, petirtaan ini tepat berada di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto. Berada di ketinggian kurang lebih 500 mdpl tempat ini menyajikan nuansa alam yang indah dan udara segar alami. Berjarak kurang lebih 50 kilometer dari Surabaya, pengunjung bisa menuju ke lokasi ini dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Tidak hanya saat akhir pekan, dan hari libur, tempat ini ramai jika ada malam tertentu seperti 1 Muharam atau dikenal dengan Malam 1 Suro sesuai penanggalan Jawa. Bisa dipastikan jumlah pengunjung meningkat dibandingkan hari lainnya. Pengunjung berdatangan dari segala penjuru kota di Jawa Timur bahkan luar provinsi.

Sesuai pantauan Ketik Media pada Malam 1 Suro, Sabtu (6/7/24), pengunjung mulai memasuki lokasi petirtaan sekitar pukul 16.00 WIB. Selepas maghrib pengunjung semakin banyak hingga pukul 21.00 WIB. Jumlah pengunjung makin bertambah dan terlihat kepadatan di pos pembayaran tiket.

Jelang tengah malam, lokasi pemandian petirtaan makin penuh sesak pengunjung. Mereka memadati pemandian untuk sekedar mandi, mengambil air dan ada juga yang melakukan ritual khusus di sekitar area pemandian.

Puji Santoso, dari Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah XI Provinsi Jawa Timur mengatakan, pengunjung  di malam minggu yang datang kurang lebih  300 hingga 500 orang.

"Jumlah itu naik berlipat-lipat saat malam minggu yang bertepatan dengan Malam 1 Suro hingga 3.000 orang lebih," sebut Puji.

Jumah itu hitungan pengunjung dari siang hingga pagi hari, dan jumlahnya setiap tahun meningkat saat malam 1 Suro. Pengunjung datang tidak hanya dari warga sekitar, tapi juga datang dari Jawa Tengah bahkan Jawa Barat.

Kordinator Jolotundo Aryo Sudarman mengatakan, saat Malam 1 Suro dan jatuh malam minggu, pengunjung bisa mencapai 1.000 orang saat jam 21.00 WIB, dan biasanya lebih dari 3.000 orang hingga pagi.

"Pengunjung memadati lokasi pemandian selepas jam 7 malam hingga tengah malam dengan kegiatan masing-masing seperti mandi, mengambil air dan ritual khusus," ungkap Aryo, yang juga mewakili Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Mojokerto.

Pihaknyamengucapkan terima kasih kepada pengunjung, atas kunjungannya ke wisata religi Petirtaan Jolotundo. Juga generasi muda supaya bisa ikut melestarikan peninggalan budaya seperti ini.

Membludaknya pengunjung di malam minggu yang bertepatan dengan Malam 1 Suro juga memberikan berkah untuk mereka yang mencari nafkah di sekitar petirtaan seperti tukang parkir dan pedagang.

Seorang tukang parkir bernama Rudi menceritakan, jika malam minggu biasa parkir bisa mendapatkan uang Rp300 - 500 ribu.

"Saat Malam 1 Suro, apalagi yang bertepatan dengan malam minggu bisa mendapatkan uang Rp3 - 6 juta dalam semalam," ujar Rudi.

Salah seorang pedagang, Siti mengatakan, pengunjung lebih ramai saat Malam 1 Suro, dan pembeli lebih banyak. "Saya senang karena jualan lebih laris, pendapatan bertambah banyak jika ada malam-malam khusus seperti malam 1 Syuro ini," ucap Siti. (*)

Tombol Google News

Tags:

Suroan jolotundo candijolotundo malam 1 suro petirtaan jolotundo candi jolotundo Mojokerto