Sepekan di Papua, Mohammad Hairul Integrasikan Literasi dengan Pendekatan Edukasi-Etnografis

23 Februari 2025 20:41 23 Feb 2025 20:41

Thumbnail Sepekan di Papua, Mohammad Hairul Integrasikan Literasi dengan Pendekatan Edukasi-Etnografis Watermark Ketik
Mohammad Hairul, S.Pd, M.Pd, seorang Instruktur Nasional Literasi Baca Tulis sekaligus Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur di SMKN 3 Sorong, Papua Barat Daya. (Foto: Mohammad Hairul for Ketik.co.id)

KETIK, SORONG – Papua bukan sekadar hamparan tanah yang kaya akan alamnya, tetapi juga rumah bagi keberagaman budaya yang begitu hidup. Di sini, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga tentang memahami, mengolah, dan menerapkan ilmu dalam keseharian yang dipenuhi dengan kearifan lokal.

Kesadaran inilah yang dibawa Mohammad Hairul, S.Pd, M.Pd, seorang Instruktur Nasional Literasi Baca Tulis sekaligus Kepala SMPN 1 Curahdami, Bondowoso, Jawa Timur, dalam perjalanannya ke SMKN 3 Sorong, Papua Barat Daya.

Sepekan berada di Papua, Mohammad Hairul yang juga merupakan Ketua PC LTN NU Bondowoso, tidak sekadar berbagi ilmu, tetapi juga menimba ilmu—menyelami bagaimana literasi tumbuh dalam kehidupan masyarakat setempat.

Di SMKN 3 Sorong, Mohammad Hairul hadir sebagai bagian dari kegiatan Redesain Program Penguatan Literasi, sebuah upaya membangun kembali literasi sebagai sesuatu yang lebih dekat dengan keseharian siswa dan guru.

Foto Mohammad Hairul berpakaian adat Papua. (Foto: Mohammad Hairul for Ketik.co.id)Mohammad Hairul berpakaian adat Papua. (Foto: Mohammad Hairul for Ketik.co.id)

Acara ini dibuka oleh Kepala Sekolah, Umar Singgih, S.Pd, yang dalam sambutannya mengajak seluruh peserta untuk benar-benar terlibat, bukan sekadar hadir. 

"Mari kita buka hati dan pikiran. Literasi bukan hanya soal huruf dan kata, tetapi bagaimana kita memahami dunia dengan lebih baik. Ilmu yang kita serap hari ini, semoga bisa menjadi bekal untuk membangun sekolah dan komunitas kita," ungkapnya penuh semangat.

Selama sepekan, peserta diajak untuk menggali kembali makna literasi melalui berbagai materi, mulai dari memperkuat konsep literasi, membangun budaya literasi di sekolah, merancang literasi dalam ekstrakurikuler, hingga mengintegrasikannya dalam pembelajaran.

Namun, yang membuat kegiatan ini berbeda adalah bagaimana Mohammad Hairul mendekatinya. Ia tidak hanya menyampaikan teori, tetapi benar-benar mendengarkan, bertanya, dan memahami kondisi sekolah serta tantangan yang dihadapi.

Gaya penyampaiannya yang interaktif dan penuh energi membuat suasana belajar terasa hidup. Para peserta tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga terlibat langsung dalam diskusi, berbagi pengalaman, dan merancang program literasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ketua komunitas belajar bahasa selaku ketua panitia, Lastri Nainggolan, S.Pd, Gr.,  merasakan betul dampak dari pendekatan ini.

"Kami diajak untuk melihat literasi dari sudut pandang yang lebih luas, lebih dekat dengan realitas sekolah kami. Rasanya bukan hanya mendengar teori, tapi benar-benar diajak berpikir dan menemukan solusi yang paling pas," tuturnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Mohammad Hairul Literasi Baca Tulis SMKN 3 Sorong Papua Barat Daya Program Penguatan Literasi literasi Kepala SMPN 1 Curahdami Bondowoso