Setiap Hari Berjalan Sejauh 1,5 KM ke Sawah, Cara Kakek 1 Abad Jaga Kesehatan Jelang Haji

Jurnalis: Moch Khaesar
Editor: Muhammad Faizin

25 Mei 2024 09:10 25 Mei 2024 09:10

Thumbnail Setiap Hari Berjalan Sejauh 1,5 KM ke Sawah, Cara Kakek 1 Abad Jaga Kesehatan Jelang Haji Watermark Ketik
Imam Kartam Taselim (kanan) bersama anaknya Yoyok Wijaksono akan berangkat haji, Sabtu (25/5/2024). (Foto: Khaesar/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Setiap hari harus berjalan sejauh 1,5 kilomenter ke sawah menjadi rahasia Imam Kartam Taselim (100) untuk menjaga kondisi fisik. Kakek satu abad asal Pasuruan ini punya kondisi fisik yang prima untuk berangkat haji tahun ini. 

“Persiapan khusus tidak ada, cuman saya sudah terbiasa berjalan kaki. Setiap hari saya ke sawah, ya meskipun cuma mengawasi saja di sana,” terang Imam, Sabtu (25/5/2024).

Jarak yang ditempuh Mbah Imam pulang pergi dari rumah ke sawah cukup jauh itu, rutin dilalui tanpa ada kendala berarti. “Alhamdulillah saya masih kuat menempuh jarak sejauh itu setiap hari sendiri tanpa dibantu orang lain. Saya juga belum memakai tongkat,” terangnya.

Sementara itu, putra Mbah Imam, Yoyok Wijaksono menjelaskan jika bapaknya tidak memiliki tips khusus untuk memiliki tubuh yang sehat meskipun usianya sudah lebih dari satu abad.

“Bapak itu makannya ya biasa saja. Tahu tempe ya mau. Kalau Idul Adha, makan sate kambing pun masih bisa banyak. Anak-anaknya malah yang khawatir kalau beliau kena darah tinggi. Tetapi waktu diperiksa Alhamdulillah tekanan darahnya normal saja,” tutur sang putra.

Imam menceritakan pertama kali mendaftar haji pada tahun 2018, ketika dia berusia sekitar 94 tahun. “Sebenarnya keinginan berhaji sudah ada sejak lama. Namun karena keterbatasan keuangan, pada tahun 2018 itu saya baru bisa mendaftar,” jelasnya.

Meskipun sudah mendaftar namun uang tabungan yang ia miliki belum mencukupi. “Alhamdulillah saya dibantu anak saya sehingga bisa mendaftar haji pada tahun 2018,” tuturnya.

Sebagai orang tua yang memiliki banyak anak, Imam tentu lebih mengutamakan kebutuhan anak-anaknya. “Kalau sekarang anak saya yang masih hidup ada empat, yang lain sudah meninggal. Sebagai orang tua, meskipun ingin sekali mendaftar haji. Tetapi saat itu anak-anak juga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi,” tuturnya.

Pria asal Kabupaten Pasuruan ini menjelaskan jika sejatinya ia mendapat panggilan berangkat haji pada 2020. “Saat itu saya mendapat kuota prioritas lansia sehingga cepat mendapat panggilan haji, namun ternyata tidak jadi berangkat karena ada pandemi Covid-19,” jelasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Haji 2024 Ibadah Haji mbah Imam haji 100 tahun Asrama Haji Sukolilo Pasuruan