KETIK, PESAWARAN – Masalah Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) saluran pipa di Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung berlanjut. Saat ini terjadi mati air di saluran air minum PDAM. Hal ini dikeluhkan warga desa kedondong yang ada di pasar lama.
Sudah seminggu air minum tidak keluar alias mati. Hal tersebut dari informasi warga di pasar lama desa kedondong.
Tahun 2022 Pemerintah Daerah Pesawaran membangun jaringan Perpipaan SPAM dengan menggunakan anggaran Rp8 Miliar. Namun, masih banyak keluhan di masyarakat.
Kebocoran pipa dan kemacetan penyaluran air ke warga masih terjadi. Beberapa hari lagi akan menghadapi Bulan Ramadhan dimana warga sangat tergantung dengan pasokan air bersih dari PDAM. Namun, kenyataan air bersih ini seperti tidak dapat kompromi. Kadang kondisi air keruh juga terjadi.
Masyarakat merasa dirugikan langsung mengajukan keluhan kepada pihak PDAM. Namun, tanggapan yang diterima tidak memuaskan. PDAM menjelaskan bahwa keruhnya air disebabkan oleh hujan yang mengguyur wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
"Air keruh ini bukan kesengajaan, melainkan dampak hujan," kata pernyataan dari pihak PDAM.
Jawaban tersebut langsung memicu reaksi keras dari warga. Mereka merasa PDAM tidak bertanggung jawab atas kualitas air yang disalurkan.
"Bukan PDAM namanya kalau mengalirkan air comberan ke masyarakat," ujar seorang warga dengan nada kesal. Protes serupa juga muncul dari pelanggan desa lainnya yang khawatir air keruh tersebut dapat menyebabkan penyakit jika terus dikonsumsi tanpa pengolahan lebih lanjut.
Kekecewaan warga semakin meningkat setelah mengetahui bahwa pemadaman air berlangsung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Tidak adanya tindakan dari PDAM untuk memberikan solusi menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan daerah tersebut.
Warga yang mengandalkan air PDAM untuk berbagai keperluan rumah tangga, memasak, dan kebersihan serta ibadah merasa sangat terbebani dengan situasi ini.
Terkait hal itu, Kepala PDAM Unit Kedondong yang baru dilantik, Miftah menyatakan kebingungan. "Yang jelas, debit air kami ini sudah tidak memadai," ucapnya.
"Namun, sebagai orang yang baru memimpin di unit ini, saya akan pelajari di mana dan bagaimana persoalan ini bisa terselesaikan dengan baik," tambahnya.
"Karena terus terang saya belum ada pengalaman, apalagi baru ini saya menjadi Kepala Unit di PDAM ini dan baru hari ini pula saya ditempatkan dan mulai bekerja," jelas Miftah lagi. (*)