Tak Cuma Piawai Urus Desa, Kades di Pacitan Ini Juga Andal Bikin Lukisan

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

3 Agustus 2024 11:06 3 Agt 2024 11:06

Thumbnail Tak Cuma Piawai Urus Desa, Kades di Pacitan Ini Juga Andal Bikin Lukisan Watermark Ketik
Kades Wora-wari, Suroto, selain disegani warga ternyata juga handal melukis. Ini dia tengah membuat patung logo Pemkab Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Pria ini bernama Suroto, sosok Kepala Desa (Kades) kebanggaan warga Wora-wari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Ia terpilih dan mengemban jabatan Kades pada tahun 2020 lalu, hingga berakhirnya di 2027 mendatang.

Kades Suroto tak cuma piawai pimpin warga desa. Darah seni yang mengalir dari orang tuanya membuat ia punya keahlian lain.

Yakni jago melukis.

Bukan hal sulit baginya untuk membikin karya lukis bergaya rupa-rupa. Ribuan kanvas putih yang dirinya poles, pun kini telah beredar luas di tangan para pecinta.

Ia belajar melukis secara otodidak, selama duduk di bangku SMP, dirinya mengaku sudah sering melayani permintaan lukis dari orang-orang.

"Pernah saya buat lukisan untuk pemilik kos tempat saya tinggal. Nah tetangga sekitar ternyata juga minat pengen beli," ujarnya di kantor desa, Sabtu (3/8/2024).

Kepada Ketik.co.id, sempat dirinya menunjukkan beberapa karya lukisan yang turut mempercantik kantor pemdes tempatnya bekerja saat ini.

Ada tiga buah, satu di ruang Kades, dua di ruang pelayanan.

"Ini saya buat pas waktu SMA," ujarnya sambil menunjuk lukisan bergambar Desa Wora-wari Tempo Dulu dibelakang kursi kantornya.

Suroto bercerita, ia pernah merantau ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di sana, dirinya bekerja di perusahaan swasta.

Menurutnya, seni lukis dalam dirinya kala itu redup. "Saat itu kan jadi karyawan membuat waktu saya sangat terbatas," ucapnya.

Kebetulan pula, saat di DIY, Suroto dipertemukan dengan komunitas lukis. Akhirnya, itu menjadi pemicu dirinya bergairah ingin kembali melukis.

Singkat waktu, ia memutuskan pulang kampung. Itu ia gunakan untuk mengaplikasikannya keahlian lukis, paska diasah di komunitas.

Foto Lukisan Suroto yang dipajang di ruangnya di Kantor Desa Wora-wari Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Lukisan Suroto yang dipajang di ruangnya di Kantor Desa Wora-wari Pacitan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Dia mencoba membeli kanvas 100 buah, niatnya akan dipakai untuk melukis seratus tempat potensi wisata di Pacitan. Namun karena sesuatu, keinginan itu kandas. 

"Lha baru jadi lima, enam itu sudah dipesan orang, niat saya itu buat ajang pameran, lha ternyata kok malah begitu laku," ceritanya.

Untuk aliran, Suroto cenderung bergaya realisme dan naturalisme. Goresan imajinernya, kerap diambil dari suatu hal nyata.

"Kalau saya lebih menuangkan sesuatu yang jelas realisnya ada, tapi memang yang paling saya nikmati ketika membumbui detail dalam kanfas, seperti menempatkan warna, gelap terangnya. Nikmatnya justru malah di situ," ungkapnya.

Di sela-sela penat melaksanakan tugas negara, kata dia, melukis adalah obat bagi Suroto. Meskipun tubuh terasa lelah, dua malam tak tidur pun dirinya sanggup.

Pernah ia melukis dari malam hingga fajar demi menyelesaikan karya.

"Tapi ya nggak tahu, padahal sangat lama tapi terasa tidak capek," ujarnya.

Suroto mengaku, pemesanannya cukup beragam warna. Dari warga biasa hingga para pejabat negara sudah pernah memborong lukisannya.

Namun, saat ditanya soal tarif per karya, ia enggan menyebut harga. Dugaan kuat harga lukisan itu pastinya tidak murah.

"Tidak bisa kalau mau memberikan tarif ya, kadang ada lukisan yang hanya berwujud abstrak dinilai sampai miliaran," jelasnya.

Berbeda saat masih muda. Kades Suroto mengaku kini dirinya tak begitu longgar waktu, sebab kesehariannya saat ini adalah melayani masyarakat.

"Kadang pas waktu sedang melukis sudah ada tamu, akhirnya ya mau gimana lagi. Harus ditinggal dulu," tandasnya menutup perbincangan. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan Wora-wari Pacitan