KETIK, SURABAYA – SMKN 1 Surabaya terus berinovasi dalam sistem pembelajarannya dengan menerapkan metode Project-Based Learning (PJBL) bagi siswa kelas 11.
Wakil Kepala Kurikulum SMKN 1 Surabaya Joko Setyo, M.Pd menjelaskan, program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menciptakan produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu, program ini mempersiapkan lulusan menghadapi dunia industri yang semakin kompetitif.
"PJBL ini merupakan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa dituntut untuk menghasilkan produk tertentu. Produk tersebut bisa berupa barang atau jasa yang nantinya berguna saat mereka terjun di dunia industri," jelas Joko pada Ketik.co.id, Kamis, 20 Februari 2025.
Program ini sengaja diterapkan pada kelas 11 karena siswa telah memiliki dasar materi yang cukup setelah satu tahun belajar di kelas 10.
Wakil Kepala Kurikulum SMKN 1 Surabaya Joko Setyo, M.Pd saat ditemui Ketik.co.id (Foto: April/Ketik.co.id)
Di akhir program, siswa diuji berdasarkan hasil proyek yang mereka buat. Berbagai jurusan telah menghasilkan produk sesuai bidangnya, seperti sensor otomatis di Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) serta program aplikasi di Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Joko menyebut, tantangan utama dalam penerapan PJBL ini adalah kreativitas siswa.
"Siswa diharapkan memiliki inisiatif sendiri dalam membuat proyeknya, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang membimbing dan memberikan arahan," tutur Joko Setyo
Dengan adanya PJBL, SMKN 1 Surabaya berupaya mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga siap menghadapi tantangan di dunia kerja melalui keterampilan praktis yang mereka pelajari sejak di bangku sekolah.
Namun, beberapa siswa mengharapkan adanya perbedaan yang jelas antara PJBL dan project dalam mata pelajaran lain seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Salah satunya diungkapkan oleh Filza Tiarania Kelas 11 yang menginginkan agar PJBL lebih fokus pada keterampilan berbasis industri tanpa tercampur dengan mata pelajaran lain.
“Harapannya, PJBL bisa memiliki jadwal tersendiri agar fokus, karena kalau dicampur dengan pelajaran lain, sering bentrok,” ujar Filza.
Filza juga menjelaskan bahwa program ini mempersiapkan para siswa untuk menghadapi tugas akhir, Ia berharap PJBL di SMKN 1 Surabaya ini bisa lebih terarah.
“Program ini bagus karena bisa jadi simulasi tugas akhir. Tapi ke depannya, semoga lebih terarah," harapnya. (*)