KETIK, BATU – Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan alasan penggeledahan oleh Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) di Kantor Ditjen Minyak dan Gas (Migas), Senin 10 Februari 2025.
Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Harli Siregar menyampaikan penggeledahan tersebut terkait dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina.
“Saudara-saudara, penyidik memang benar melakukan tindakan hukum berupa penggeledahan di Kantor Ditjen Migas Kementeri ESDM di Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta. Penggeledahan di tiga ruangan,” katanya, di Jakarta, Senin 10 Februari 2025 malam
Dikatakannya, selain penggeledahan, Jampidsus juga menyita barang bukti. Diantaranya lima dus dokumen, laptop dan handphone.
Selain penyutaan dokumen, Harli juga menyampaikan bahwa sampai Senin ini penyidik sudah memeriksa 70 Saksi. Namun ia tidak menyebutkan nama tersangka dengan alasan penyidikan saat ini statusnya penyidikan umum.
Menurutnya, penggeladahan itu sebagai bukti sikap responsif Kejaksaan Agung terhadap tata kelola migas sehingga menimbulkan banyak masalah kepada masyarakat.
"Termasuk apa yang terjadi beberapa hari lalu dimana gas LPG 3 kilogram menjadi langka di pasaran. Sebab, namun ini juga terkait tata kelola” urai Harli.
Menurut Harli, penyidikan dugaan peristiwa korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sejak 2018 hingga 2023.
“Jadi tempus delicti perkaranya adalah 2018-2023,” sebutnya. (*)
