Tetap Waspada! Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana oleh BNPB

11 Mei 2025 12:47 11 Mei 2025 12:47

Thumbnail Tetap Waspada! Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana oleh BNPB
Tim BPBD Bondowoso melakukan monitoring dan kaji cepat di wilayah terdampak banjir di Kabupaten Bondowo, Jawa Timur, Sabtu, 10 Mei 2025. (Foto: BPBD Bondowoso).

KETIK, SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 31 kejadian yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia selama periode pemantauan pada Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 07.00 WIB hingga Minggu, 11 Mei 2025 pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari pada siaran pers yang diterima, Minggu siang, dari jumlah tersebut, 8 peristiwa dikategorikan sebagai kejadian menonjol.

“Ini karena bencana-bencana tersebut berdampak signifikan terhadap masyarakat,” ujarnya.

Bencana pertama berasal dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Banjir yang terjadi berdampak pada 735 kepala keluarga. Hingga Sabtu, 10 Mei 2025, banjir berangsur surut dan pendataan masih terus dilakukan oleh BPBD setempat.

Selanjutnya, banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dengan jumlah warga terdampak mencapai 205 kepala keluarga.

Status bencana ditetapkan sebagai Transisi Darurat ke Pemulihan yang berlaku hingga 31 Desember 2025. Saat ini air sudah mulai surut dan masyarakat melakukan pembersihan.

Di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, banjir menyebabkan 80 kepala keluarga terdampak. Meskipun debit air masih tinggi, kondisi wilayah dilaporkan aman dan terkendali.

Berikutnya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi perhatian di Provinsi Riau dengan luas lahan terbakar mencapai 89,43 hektare sejak 1 Januari hingga 10 Mei 2025. 

“Operasi modifikasi cuaca terus dilakukan sebagai bagian dari upaya penanggulangan,” ucap Abdul Muhari.

Di Kalimantan Tengah, karhutla juga terjadi di sejumlah wilayah. Total luas lahan terbakar tercatat 27,13 hektare. Pada 10 Mei, terdapat tambahan kejadian karhutla di Palangka Raya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Sukamara.

Kemudian, erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur juga masih berlangsung. Sebanyak 1.185 kepala keluarga atau 4.109 jiwa mengungsi.

Sedangkan, status gunung berada pada level III (Siaga) dan masa tanggap darurat berlangsung hingga 14 Agustus 2025.

Pun demikian bencana banjir di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur yang masih belum surut. Sebanyak 2.788 kepala keluarga terdampak, dengan tinggi muka air berkisar antara 30 centimeter hingga 50 centimeter.

Banjir juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dengan jumlah terdampak 1.950 kepala keluarga atau 7.603 jiwa. Hingga hari ke-58 masa transisi darurat, debit air di Desa Kuala Sebatu surut lebih kurang 2 centimeter dari hari sebelumnya.

Sementara itu, cuaca ekstrem dan dinamika iklim menjadi faktor dominan penyebab bencana di berbagai wilayah.

BNPB, kata Muhari, terus berkoordinasi dengan BPBD dan instansi terkait untuk memastikan respons cepat dan dukungan logistik kepada masyarakat terdampak.

PIhaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap selalu waspada terhadap potensi bencana, khususnya banjir dan karhutla, serta selalu mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bnpb bpbd BPBD Bondowoso penanganan bencana banjir bondowoso banjir bima karhutla kalimantan banjir sulawesi