KETIK, JEMBER – Jelang Idul Fitri 1445 Hijriah/ 2025 M, masyarakat muslim banyak membuat maupun membeli kue-kue kering. Untuk suguhan saat berlebaran.
Di Jember, kue kacang menjadi favorit saat disuguhkan merayakan lebaran maupun menjadi oleh-oleh. Namun tahun 2025 ini, diketahui ada tiga varian kue lain yang menjadi favorit.
Di antaranya kue Choco Chip Sultan, Lava-Lava Sultan, dan Chui Kaoso.
Tiga varian kue kering ini diketahui saat ini diproduksi oleh pelaku UMKM Sultan Cookies. Tempat produksi kue yang beralamat di Jalan Cendrawasih nomor 32A Kreongan Atas, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Jember ini.
Mengaku banjir pesanan tiga varian kue kering ini jelang lebaran. Pemesanan saat ini mencapai ribuan toples di wilayah Jember maupun daerah luar.
"Kami sejak tahun 2020 memproduksi Kue Kacang Sultan. Nah tahun ini, sengaja kami mencoba inovasi baru memproduksi tiga jenis kue (kering) lain. Alhamdulillah peminatnya banyak dan pemesanan sampai ribuan toples," kata owner Sultan Cookies, Ana Prastika Hana saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin, 24 Maret 2025.
Menyasar segmen pasar anak-anak dan juga orang dewasa. Diakui menjadi inisiatif memproduksi tiga varian baru kue kering tersebut.
Mulai produksi kue kacang Sultan sejak tahun 2020, tahun ini Ana mencoba inovasi baru dengan tiga varian rasa kue kacang. (Foto: Atta/ Ketik.co.id)
Salah satunya kue kering Choco Chip Sultan, menurut Ana, diminati oleh anak-anak.
"Setelah kami meluncurkan Choco Chip Sultan, responnya sangat positif. Banyak anak-anak yang menyukainya," ungkapnya.
"Kemudian ada Lava-Lava Sultan, dan Chui Kaoso, juga ikut diminati. Karena dari isi kue ada selai strawberry di atasnya, terinspirasi dari gunung berapi. Rasanya melumer gitu untuk yang Lava-Lava Sultan," sambungnya menjelaskan.
Sementara untuk varian Chui Kaoso, lanjut Ana, merupakan kue kering letter khas Tiongkok.
"Meskipun bahan bakunya tidak mengandung kacang atau melinjo, banyak orang yang merasakan cita rasa kacang atau melinjo tersebut," ungkapnya.
Lebih jauh Ana menjelaskan, ketiga kue kering yang ia produksi, sebenarnya merupakan olahan kue kering lama dan banyak dikenal masyarakat.
"Tapi kembali menjadi tren di tahun ini. Kami pun memberikan namanya dengan juga bentuk kemasan toples yang unik. Jadi saat lebaran, suguhan kuenya lebih variatif," ucapnya.
Tidak hanya untuk konsumsi sendiri atau hantaran, banyak pula pemesan untuk dijual kembali atau reseller. (Foto: Atta/ Ketik.co.id )
Ana juga menyampaikan, untuk kue-kue kering yang ia produksi. Saat ini pesanannya mencapai ribuan toples.
"Jika disebut dengan Kue Kacang Sultan. Saat ini kami memproduksi total empat varian kue kering berbeda. Kami memproduksi sekitar 2.500 toples Kue Kacang Sultan per hari, dan dengan tiga produk baru, total produksi kami mencapai lebih dari 3.000 toples per hari," ungkapnya.
Sebanyak empat varian kue tersebut banyak dipesan tidak hanya sebagai suguhan saat lebaran, dan juga oleh-oleh. Kata Ana, empat varian kue kering itu, banyak dipesan sebagai hampers untuk bingkisan lebaran.
"Kue-kue ini biasanya dikonsumsi sendiri atau dijadikan hantaran. Banyak distributor dan reseller yang memborong kue kami untuk hampers," ulasnya.
"Pemasaran tidak hanya berfokus pada pasar lokal di Jember, tetapi juga menyuplai ke beberapa kota besar seperti Bali, Jogja, dan Malang dengan branding yang berbeda," imbuhnya. (*)