KETIK, KEDIRI – Kecelakaan lalu lintas terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pada Senin 10 Maret 2025 sekitar pukul 11.00 WIB.
Sebuah truk bermuatan pupuk Phonska tertabrak Kereta Api Kartanegara jurusan Malang–Purwokerto, mengakibatkan empat orang mengalami luka-luka, termasuk pengemudi truk dan masinis.
Dari pantauan di lokasi, truk dengan muatan 10 ton pupuk Phonska mengalami kerusakan parah dengan bagian kabin yang ringsek. Pupuk yang diangkut juga tercecer di sisi kiri dan kanan rel akibat benturan keras.
Proses evakuasi truk menggunakan mobil derek dilakukan, mengingat kendaraan tersebut sudah tidak bisa dikendarai lagi.
Sementara itu, kereta api berhenti sekitar 500 meter dari titik tabrakan karena roda lokomotif keluar dari jalur rel. Akibatnya, perjalanan KA Kartanegara mengalami keterlambatan hingga 147 menit sedangkan KA Kahuripan tertunda 135 menit di Stasiun Kediri.
Kasat Lantas Polres Kediri, AKP I Made Jata Wiranegara, mengungkapkan bahwa kecelakaan ini diduga akibat kelalaian pengemudi truk yang tidak memperhatikan kondisi sekitar saat melintas di perlintasan.
Truk dengan nomor polisi AG 8154 GD dikemudikan oleh Dafiq Ainul Fatoni (51), warga Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, tetap menerobos jalur kereta api meski telah mendapat peringatan dari warga sekitar.
"Truk melintas di perlintasan tanpa palang pintu pada saat yang bersamaan dengan laju KA Kartanegara dari arah selatan ke utara. Akibatnya, truk tertabrak hingga mengalami kerusakan parah, sementara pengemudi dan masinis mengalami luka-luka," ujar AKP Made Jata.
Di dalam truk, terdapat seorang penumpang bernama Saiful (46), warga Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, yang juga mengalami luka-luka.
Sedangkan masinis KA Kartanegara, Mas Arif Syaifudin (33), dan asistennya, Muchammad Dhofir (36), mengalami luka ringan akibat benturan keras.
Para korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Gambiran Kota Kediri untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
Belum ada laporan mengenai kondisi terakhir mereka, namun pihak kepolisian memastikan bahwa seluruh korban dalam keadaan selamat.
PT KAI Daop 7 Madiun pun telah menurunkan tim tanggap darurat untuk membantu evakuasi serta melakukan pemeriksaan terhadap kondisi jalur rel yang terdampak.
Seorang penumpang KA Kartanegara, Roni, warga Purwokerto, Jawa Tengah mengaku merasakan guncangan keras saat insiden terjadi.
"Saya berangkat dari Blitar menuju Purwokerto. Saat kejadian, saya merasakan guncangan kuat, lalu terlihat asap keluar dari bagian depan kereta dan truk," ungkap Roni.
Akibat kecelakaan ini, perjalanan kereta lumpuh total untuk sementara waktu. Penumpang terpaksa menunggu informasi dari PT KAI terkait kelanjutan perjalanan mereka.
"Ini masih menunggu keputusan dari pihak KAI untuk penggantian kereta. Informasinya, akan ada peralihan," tambah Roni.
Selain keterlambatan KA Kartanegara dan KA Kahuripan, beberapa perjalanan kereta juga terdampak akibat kecelakaan ini, di antaranya KA Malioboro Ekspress hanya beroperasi pada rute Kertosono–Blitar–Malang. KA Commuter Line Penataran hanya melayani rute Kras–Kertosono. KA Commuter Line Dhoho hanya berjalan pada rute Kertosono–Ngujang.
Sebagai bentuk kompensasi, PT KAI memberikan service recovery bagi penumpang yang mengalami keterlambatan lebih dari satu jam.
Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul kembali mengingatkan pentingnya kesadaran pengguna jalan saat melintas di perlintasan kereta api.
"Keselamatan di perlintasan sebidang bukan hanya tanggung jawab PT KAI dan pemerintah daerah, tetapi juga seluruh pengguna jalan. Jangan menerobos perlintasan sebelum memastikan kondisi benar-benar aman," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kereta api tidak bisa berhenti mendadak seperti kendaraan lain sehingga menerobos perlintasan tanpa memperhatikan rambu bisa berakibat fatal.
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih disiplin saat melintasi perlintasan kereta api. Berhenti, tengok kanan-kiri, dan pastikan tidak ada kereta sebelum melintas," pungkasnya. (*)