KETIK, BANDUNG – Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto bisa menjadi peluang besar untuk meraup penghasilan bagi para petani milenial Kabupaten Bandung.
Selain peluang bagi petani padi, kata wabup, Program MBG juga sangat membutuhkan petani sayuran dan buah-buahan atau hortikultura, serta peternak ayam baik pedaging maupun petelur. Belum lagi kebutuhan akan ikan yang perharinya untuk Kabupaten Bandung diperkirakan mencapai 300 ton dari Program MBG.
"Program MBG untuk anak-anak sekolah ini merupakan peluang besar bagi para petani milenial. Makanya saya ingin mengajak kepada anak-anak muda sekarang ini yuk kita bertani, karena potensinya besar banget ke depannya," seru Ali Syakieb saat membuka Pelatihan Petani Muda Bedas di Gd. Oryza Sativa Pemkab Bandung, Soreang, Kamis (13/3/2025).
Terlebih lagi Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan kuota 361 titik lokus untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Wilayah Kabupaten Bandung.
Dari satu titik SPPG tersebut, bisa melayani 3.000-an sasaran dari kalangan PAUD, TK sampai pelajar SD – SMA. Termasuk para santri pondok pesantren, yang total coverage-nya diperkirakan bisa mencapai 1,2 juta sasaran se-Kabupaten Bandung.
Melalui Pelatihan Petani Muda Bedas ini, imbuh lagi juga dalam rangka terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada anak-anak muda agar muncul minat dan kemauan untuk menjadi petani.
"Jadi, kita jangan berpikir lagi menjadi petani itu penghasilannya kecil atau pas-pasan. Sekarang bertani itu bisa menghasilkan pendapat cukup besar. Teman-teman saya juga banyak yang menjadi petani. Tinggal di kita-nya, ada minat dan kemauan tidak, niat apa enggak?" ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendasah menambahkan, selain karena kebutuhan Program MBG, Kabupaten Bandung juga merupakan daerah yang subur makmur dengan berbagai potensi hortikultura yang sangat besar.
Hal ini juga bisa menjadi keuntungan lain bagi para petani milenial Kabupaten Bandung untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada.
Ningning menunjuk contoh, Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbaik di dunia. Termasuk dengan peluang komoditas kakao di mana Kabupaten Bandung ada pabrik coklat.
"Kabupaten Bandung ini daerah yang subur, segala potensi ada baik pangan, hortikultura, peternakan, semua ada. Tinggal kemauan dan minat anak mudanya saja," kata Ningning.
Untuk itu pihaknya menghadirkan petani hortikultura inspiratif Diki Chandra dalam Pelatihan Petani Muda Bedas agar dapat memotivasi kaum muda untuk berminat dan mau menjadi petani milenial.
"Dalam pelatihan ini kita akan lihat dulu minat anak-anak muda untuk pertanian ini ke komoditas apa, kebutuhan mereka apa, yang mungkin ke depannya bisa kita fasilitasi. Termasuk di bidang perkebunan pun kita dorong seperti kakao atau coklat," jelas Kadistan. (*)