KETIK, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat turun langsung ke sawah untuk memanen cabai bersama para petani di Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang.
Hal tersebut dilakukan untuk memantau ketersediaan dan perkembangan harga cabai dari petani hingga ke pasar.
Wahyu menjelaskan, panen yang berlangsung pada Kamis 13 Maret 2025 merupakan panen perdana bagi warga. Mengingat lahan tersebut merupakan alih fungsi dari lahan tebu menjadi lahan cabai.
"Panen cabai kali ini perdana dari lahan seluas 8.000 meter persegi, jenisnya juga cabai ori namanya cabai Kalibr. Katanya tingkat kepedasannya beda-beda, tapi ini yang paling baik," ujar Wahyu kepada Ketik.co.id.
Wahyu menjelaskan, peralihan dari lahan tebu merupakan arahan dari Dispangtan Kota Malang. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cabai masyarakat Kota Malang.
"Sebelumnya petani menanam tebu, tapi sekarang sudah diberi arahan dari Dispangtan. Sudah beralih dari 3 bulan yang lalu menjadi pertanian cabai," lanjutnya.
Menurutnya, para petani merasakan peningkatan penghasilan ketika beralih ke komoditas cabai. Terlebih harga cabai bagi petani kini dalam kondisi yang bagus meskipun diperlukan intervensi agar masyarakat lebih mudah menjangkau.
"Ada peningkatan daripada ketika mereka menanam tebu. Cabai di Kota Malang sedang bagus harganya tapi di harga pasar harus kita tekan agar daya beli masyarakat lebih terjangkau," tambahnya.
Saat ini total lahan cabai di Kecamatan Kedungkandang sekitar 50 hektar. Selama ini Kota Malang sering bergantung pada daerah lain untuk memasok cabai. Ia berharap dengan penambahan jumlah lahan cabai ini dapat menekan harga menjadi lebih stabil.
"Meski harga cenderung naik tapi petani bersiap untuk bisa menjual dengan harga paling baik. Paling tidak harga cabai di Kota Malang bisa lebih stabil sehingga kita tidak mengambil dari luar kota," kata Wahyu.(*)
