Warga Malang Keluhkan Kemacetan Kayutangan Heritage, Pakar Transportasi ITN Beri Evaluasi

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: M. Rifat

17 Juli 2023 09:15 17 Jul 2023 09:15

Thumbnail Warga Malang Keluhkan Kemacetan Kayutangan Heritage, Pakar Transportasi ITN Beri Evaluasi Watermark Ketik
Arus lalu lintas di Kawasan Kayutangan Heritage sisi Perempatan Bank BCA, (17/7/2023). (Foto: Lutfia/ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Kebijakan penataan transportasi dengan menerapkan sistem jalan satu arah di kawasan Kayutangan Heritage terus mendapatkan perhatian publik. Masih banyak masyarakat mengeluhkan kemacetan kawasan tersebut, terutama saat malam hari dan akhir pekan.

Salah satu pengunjung Kayutangan Heritage, Alwi mengungkapkan bahwa saat akhir pekan kawasan tersebut selalu dipenuhi oleh kendaraan.

"Biasanya kawasan Jalan Bromo yang makin padat kendaraan. Kalau daerah Kayutangan Heritage mungkin saat weekend sama habis maghrib. Padahal saat hari-hari biasa juga lancar," ujarnya pada Senin (17/7/2023).

Nusa Sebayang selaku Pakar Transportasi dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang turut memberikan evaluasi pada penerapan satu arah di Kayutangan Heritage. Kendati masih ditemukan kemacetan, namun kelancaran arus lalu lintas telah meningkat sejak diterapkannya sistem satu arah. Nusa juga memberi catatan bahwa rute perjalanan menjadi lebih panjang sebagai konsekuensi dari kebijakan tersebut.

"Dulu traffic light masih diaktifkan, orang harus menunggu hijau. Walaupun sudah hijau, kadang tidak bisa lewat karena sudah merah lagi. Akhirnya antriannya panjang dan tertunda lama. Tapi sekarang arusnya tertata demikian dan tertundanya menjadi sedikit. Meskipun rute yang diambil jadi lebih panjang," ungkapnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terjadi pertemuan kendaraan di perempatan Rajabali, dari Jalan Basuki Rahmat dan dari arah Bank BCA menuju Jalan Kahuripan. Kondisi tersebut semakin menimbulkan kemacetan lantaran adanya penyempitan jalan menuju Jembatan Kahuripan.

Nusa menjelaskan bahwa simulasi dengan perangkat komputer juga telah dilakukan. Dari hasil analisis menunjukkan jika jalan satu arah dibuat panjang secara berkelanjutan, akan menyebabkan kemacetan yang signifikan. Oleh karena itu, diputuskan untuk membagi jalan menjadi dua potongan agar jarak tempuh tidak terlalu jauh.

"Seandainya di sana hanya lurus saja, satu arah ke tempat lain maka dampaknya lebih parah dari kondisi sekarang. Nanti tempat lain akan macet semua. Kalau jalannya dibuat panjang, dampaknya ke arus balik menjadi banyak yang tersendat. Itu yang dulu dihindari, sehingga perempatan itu dibuat dua potongan," tambahnya.

Namun, Nusa Sebayang juga mengakui bahwa terdapat aspek lain yang perlu dipertimbangkan, seperti kenyamanan pengendara dan estetika lingkungan sekitar. Meskipun sistem jalan satu arah telah berhasil meningkatkan kelancaran arus lalu lintas, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.

"Tempat parkir yang masih dibuat di badan jalan membuat Kawasan Kayutangan Heritage crowded dan tidak estetik. Karena orang di situ berburu untuk mencari tempat parkir. Cari fasilitas khusus untuk parkiran. Jadi perlu ditindaklanjuti lagi sehingga ada kenyamanan," jelas Nusa.

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang telah menetapkan pemberlakuan permanen satu arah di Kawasan Kayutangan Heritage. Namun menurut Nusa, kebijakan tersebut harus didasarkan pada kepuasan masyarakat secara keseluruhan.

"Semua kebijakan pemerintah itu tolok ukurnya kepuasan masyarakat yang tentu bermacam-macam. Kalau masyarakat sudah merasa puas ya bisa saja dipermanenkan. Tetapi tentu ada penataan yang lebih baik lagi seperti aspek estetika atau aspek lain yang perlu disempurnakan," terang Wakil Rektor II ITN tersebut.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kayutangan Heritage kemacetan Kota Malang macet ITN Pakar Transportasi