KETIK, JEMBER – Politeknik Negeri Jember (Polije) mengadakan wisuda ke-45 untuk ahli madya, sarjana terapan, dan magister terapan. Sebanyak 511 wisudawan dilantik di Gedung Joeang 45 pada Sabtu (13/7/2024).
Direktur Polije, Saiful Anwar menyampaikan selamat dan sukses kepada wisudawan yang telah menyelesaikan studinya selama 2-4 tahun sesuai jenjang masing-masing.
“Besar harapan kami bahwa wisudawan mampu menjaga nama baik almamater. Juga mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kompetensi yang didapatkan dari Polije dimanapun para alumni berkiprah,” tutur Saiful dalam sambutan Rapat Senat Terbuka.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur 3 Bidang Kemahasiswaan, Wahyu Kurnia Dewanto mengatakan, Polije saat ini tengah diamanahkan Dirjen Vokasi untuk bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum.
“Sebelumnya kami di tahun 2022 diberikan mandat oleh Kementerian dari Satker Terpusat menjadi Satker BLU. Namun atas kinerja dan prestasi dicapai belum genap dua tahun kami sudah dimandat mempersiapkan diri bertransformasi lagi menjadi PTN BH,” ungkapnya.
Penyerahan wisudawan secara simbolis oleh Direktur Polije Saiful Anwar kepada Ikatan Keluarga Alumni Politeknik Negeri Jember saat Wisuda ke-45 (IKAPJ) (13/7/2024) (Foto: Fenna/Ketik.co.id)
Ia juga mengingatkan kepada wisudawan agar bisa mengabdikan diri kepada masyarakat sekitarnya untuk menyongsong Indonesia emas 2045.
Tak terkecuali kepada wisudawan yang berasal dari daerah 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar. Termasuk mereka yang berasal dari Papua.
Setiap tahunnya, Polije selalu mendapatkan hibah beasiswa afirmasi bagi anak-anak yang berasal dari daerah 3T.
“Tadi ada sekitar 3 wisudawan yang dari Papua dan tentunya membanggakan. Kami berharap mereka bisa segera mengabdikan ilmu di daerah asal mereka di Papua,” sambungnya.
Sementara, salah satu wisudawan, Yustina Kotouki, yang berasal dari Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, mengaku bangga bisa menimba ilmu di Polije.
Yustina Katouki, wisudawan asal Papua Tengah (Foto: Humas Polije)
Nantinya, perempuan dari Program Studi Gizi Klinik itu, berharap bisa segera mengamalkan ilmu yang didapatnya di tempat kelahirannya.
“Apalagi di tempat saya tinggal masih banyak masalah tentang gizi. Saya ingin bisa segera berkontribusi di instansi kesehatan disana sesuai dengan kemampuan saya,” tuturnya.(*)
