Pertemuan OKI, Indonesia Usul Saudi Tambah Bandara Kedatangan Haji

Jurnalis: S. Widodo
Editor: M. Rifat

14 Juni 2023 01:36 14 Jun 2023 01:36

Thumbnail Pertemuan OKI, Indonesia Usul Saudi Tambah Bandara Kedatangan Haji Watermark Ketik
Delegai Indonesia menghadiri undangan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah, Selasa (13/6/2023). (Foto: MCH Kemenag RI)

KETIK, JAKARTA – Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Selasa (12/6/2023) mengundang rapat para delegasi negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Dari Indonesia yang hadir Duta Besar Indonesia untuk OKI yang juga Konjen RI di Jeddah Eko Hartono bersama Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.

Kemenhaj pada kesempatan itu menyampaikan capaian mereka dalam peningkatan layanan haji. Beberapa di antaranya yang disebut adalah fast track dan kemudahan penerbitan visa melalui bio visa.

Nasrullah Jasam mengatakan, Konjen RI di Jeddah dalam kesempatan itu mengapresiasi Saudi atas beragam layanan yang telah diberikan kepada jemaah haji. Bersamaan itu, delegasi Indonesia juga mengusulkan sejumlah peningkatan layanan.

“Kami mengusulkan penambahan bandara kedatangan di Saudi, selain Jeddah dan Madinah," sebut Nasrullah Jasam di Jeddah, Selasa (13/6/2023) dilansir dari Media Center Haji (MCH) Kemenag.

Usulan itu bisa dibuat di Thaif dan Yanbu’. Harapannya dengan adanya penambahan bandara, masa tinggal jemaah di Saudi bisa dipangkas menjadi 30 sampai 35 hari.

Usulan kedua, lanjut Nasrullah, terkait dengan pelaksanaan bio visa dalam proses pemvisaan jemaah. Menurutnya, ada kendala perekaman sidik jari jemaah dalam proses bio visa. Hal itu berdampak pada proses pemvisaan secara keseluruhan.

Nasrullah usul agar ada solusi lain melalui perekaman retina mata yang juga sama akuratnya. Teknologinya bisa dikembangkan. Usulan itu diapresiasi oleh Saudi.

Ketiga, perluasan layanan fast track. Indonesia mengusulkan agar layanan ini bisa dikembangkan di bandara lainnya. “Kita ada 13 embarkasi, dan semua diusulkan bisa mendapat layanan fast track,” ujarnya.

Usulan terakhir yang disampaikan delegasi Indonesia berkenaan dengan informasi kuota. Menurut Nasrullah, proses penyiapan penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia memakan waktu yang panjang. Karenanya, ketentuan terkait kuota haji diharapkan dapat diinformasikan lebih awal.

“Kepastian kuota lebih awal akan mempercepat proses pembahasan anggaran, persetujuan BPIH, dan juga kontrak layanan di Arab Saudi,” ujar Nasrullah.

Beberapa negara mengusulkan hal sama, terutama  terkait pemberitahuan kepastian kuota haji dan penambahan layanan fast track.

"Saudi menghimpun usulan yang ada dari berbagai negara untuk menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan layanan pada operasional haji mendatang," katanya. (*)

Tombol Google News

Tags:

OKI perbaikan layanan haji ketentuan kuota Tambah bandaravkedatangan