KETIK, PALEMBANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Selatan (Sumsel) akan menggelar debat pertama Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Ballroom Hotel Novotel Palembang pada Senin, 28 Oktober 2024 pukul 19.30 WIB.
Debat ini akan melibatkan adu visi misi antara para Calon Gubernur mengenai ragam permasalahan yang ada di provinsi Sumsel.
Melalui akun resmi media sosialnya, KPU Sumsel merilis tema debat yang akan berlangsung malam hari ini, di antaranya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah, dan memperkokoh persatuan bangsa.
Selain tema debat, KPU Sumsel juga merilis subtema debat pertama berjumlah 9 poin yang nantinya akan diperdebatkan di panggung oleh para calon gubernur, di antaranya:
- Pengentasan kemiskinan dan stunting dalam peningkatan indeks pembangunan manusia.
- Konektivitas infrastruktur jalan dan jembatan antar kabupaten/kota yang berkualitas dan merata.
- Penguatan inovasi dan alternatif pembiayaan pembangunan dalam peningkatan kemandirian ekonomi.
- Inovasi dan hilirisasi pertanian/perkebunan yang berkelanjutan dalam meningkatkan ketahanan sosial budaya dan ekologi menuju kemandirian pangan.
- Pembangunan ekonomi hijau, bio industri, dan kawasan industri dalam menjawab transisi energi.
- Optimalisasi reformasi birokrasi untuk peningkatan sumber daya aparatur dan pelayanan publik yang berkualitas melalui digitalisasi pemerintahan.
- Menjamin toleransi kehidupan beragama dalam mempertahankan zero conflict yang berkelanjutan.
- Pengembangan seni budaya, olahraga, pariwisata, dan ekonomi kreatif dalam meningkatkan kemandirian lokal.
- Pemberdayaan gender, pemuda (generasi milenial dan gen Z) dalam peningkatan daya saing manusia.
Kesembilan subtema ini pun dinilai terlalu berat dan kompleks oleh pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar. Dia mengatakan, pemilihan subtema tersebut melebihi kapasitas para calon gubernur.
“Coba perhatikan itu subtema debat pertama calon gubernur, dipastikan (mereka) akan sempoyongan karena subtema borongan tersebut,” kata Bagindo, Senin 28 Oktober 2024.
Menurutnya, subtema debat tersebut terlalu kompleks untuk dibahas dalam debat yang hanya berdurasi beberapa saat saja. Bagindo menilai, debat pun diperkirakan tidak akan berlangsung secara maksimal.
Dengan subtema yang begitu banyak dan berat, lanjut Bagindo, maka para calon gubernur hanya akan memberikan jawaban secara normatif serta bias dalam mencari solusi dari subtema yang dibahas.
“Akibatnya dipastikan tidak maksimal. Penyelenggara relatif gagal paham dalam menggagas maupun mementaskan forum debat,” lanjut dia.
Bagindo pun menyandingkan debat Pilgub Sumsel dengan debat Pilgub DKI Jakarta dan Debat Pilpres 2024. Menurut Bagindo, debat Pilgub DKI Jakarta dan Debat Pilpres tidak memiliki subtema serumit itu.
Bagindo menjelaskan, debat Pilgub DKI Jakarta dan Debat Pilpres memiliki tema yang cukup sederhana, tetapi bisa dibahas secara luas sesuai preferensi dari masing-masing calon.
“Apa preferensi dan konsiderasinya hingga harus menghidangkan jajaran subtema debat yang relatif berat ini, padahal fungsi debat ini adalah berdiskusi secara kritis dan serius terhadap suatu permasalahan. Ini malah seperti ujian doktor,” tegas Bagindo.
Meski dirinya merasa subtema debat kali ini terlalu sulit, Bagindo menginginkan pelaksanaan debat yang ramai dan tetap mengedepankan fungsinya agar publik bisa menentukan pilihannya secara matang. (*)