Diusir Pedagang saat Berkemah, Wisatawan Pancer Door Pacitan Mutung

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

10 Mei 2024 13:53 10 Mei 2024 13:53

Thumbnail Diusir Pedagang saat Berkemah, Wisatawan Pancer Door Pacitan Mutung Watermark Ketik
Suasana Pancer Door Pacitan yang ramai dikunjungi wisatawan. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Kekecewaan wisatawan di Kabupaten Pacitan terungkap di media sosial. Kali ini, seorang wisatawan lokal bernama Fahrudin mengeluhkan pengalamannya saat berkemah di Pancer Door.

Melalui akun Facebook-nya, @Fahrudin Hariadi menceritakan bahwa dia diusir dan dimarahi oleh pedagang saat berkemah di Pancer Door Pacitan. 

"Tempat Wisata Pancer Door Pacitan tidak ramah ke wisatawan BOSS. Omah ku barean konoo padahal ngecamp isuk-isuk wes diusir karo di omyang karo bakul'e (Rumah saya Barean situ padahal nge-camp pagi-pagi malah diusir dan di marahin sama pedagang)," tulis Fahrudin asal Lingkungan Barean, Kelurahan Sidoharjo, Pacitan, Jumat (10/5/2024) pagi.

Kejadian ini pun menuai berbagai komentar dari netizen. Banyak yang menyayangkan sikap pedagang yang tidak ramah kepada wisatawan. 

"Pengelola yang kudu bertanggung jawab, mengatur tempat kang jualan dan kang camp, jadi jelas tempatnya," sahut akun @Karmo Dimun.

"Mbrukno warunge (Dirubuhkan saja warungnya)," sahut @Jabrik Boy.

"Yen ketanggor aku tak dadi masss,,, kapan" tak agendakan camp kepancer Yen Jik di usir tak gassss,,, Podo" wong pacitane Ojo Wedi mas kita pribumi asli pacitan," tambah akun @Rama Manies.

Foto Lokasi berkemah akun Fahrudin Hariadi dalam postingannya di grup Facebook info@pacitan. (Foto: @Fahrudin Hariadi)Lokasi berkemah akun Fahrudin Hariadi dalam postingannya di grup Facebook info@pacitan. (Foto: @Fahrudin Hariadi)

Bahkan, kejadian ini juga membuat beberapa wisatawan luar Pacitan ragu untuk berkunjung ke Pacitan.

Akun Mzko Chanel Chanel mengatakan bahwa dia lebih memilih Pantai Klayar karena dianggap lebih ramah wisatawan.

"Kayaka saya sbagi warga luar pacitan, mau ke destiwisata pacitan jdi mikir... Setahu sya klyar masih yg terbaik," ujar Mzko.

Sementara itu, akun Indahnisa S Tika menceritakan pengalamannya saat di Pancer Door beberapa waktu lalu.

Ia mengaku disuruh membayar Rp25.000 untuk menggunakan ayunan yang dia kira fasilitas gratis untuk wisatawan.

"Pernah ke pancer daerah situ juga nyantai ndek ayunan tak pikir itu fasilitas untuk wisatawan, belum ada 5 menit di samperin, disuruh bayar 25k. Harus nya di tulis kalau berbayar biar tidak mengagetkan," tulis Indahnisa S Tika dengan emot ngakak.

Kejadian ini pun sempat memicu perhatian warganet. Berharap segera mendapatkan jawaban dari pengelola.

Lebih lanjut, akun @Bambang mencolek juga akun Facebook resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan (@Disparbudpora Kab. Pacitan) dan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji (@Indrata Nur Bayuaji) untuk meminta tanggapan dan solusi terkait kejadian ini.

"Disparbudpora Kab. Pacitan gmnaa peran anda sebagai pemegang pariwisata Indrata Nur Bayuaji," tulis @Bambang.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait. (*)

Tombol Google News

Tags:

pacitan PANCER DOOR