KETIK, PACITAN – Umur belia tak mesti selalu mujur, kuat dan sehat. Buktinya, ada dua remaja di Pacitan yang harus berjuang melawan diabetes di usia muda.
Kondisi itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Daru Mustikoaji, kepada Ketik.co.id, Rabu (31/7/2024).
"Di Kabupaten Pacitan, sesuai laporan RSUD dr Darsono Pacitan sendiri, sampai saat ini untuk kasus diabetes pada usia remaja tercatat 2 orang. Meskipun bukan termasuk kelompok diabetes type 2 (melitus)," paparnya.
Dalam keterangannya, hasil pemeriksaan medis dari dua remaja tersebut menunjukkan, bahwa pola konsumsi makanan atau minuman tinggi gula secara berlebihan menjadi salah satu faktor utama penyebab penyakit ini.
"Kini kedua pasien tersebut telah dikawal oleh tim kesehatan agar penyakit diabetesnya tidak menimbulkan komplikasi. Penyebabnya adalah karena pola hidup mengkonsumsi makanan atau minuman tinggi gula," ungkapnya.
Kasus ini menjadi alarm bagi masyarakat, terutama para orang tua, akan pentingnya menjaga pola kehidupan sehat sejak dini.
"Perlunya waspada dan sadar akan dampak buruk dari pola hidup yang tidak sehat sejak usia dini, baik anak-anak maupun remaja," tegas dr. Daru.
Dinkes Pacitan Ingatkan Risiko Konsumsi Gula Berlebih bagi Anak
Lebih lanjut, Kadinkes Daru mengingatkan masyarakat soal bahaya konsumsi gula berlebih, terutama pada anak-anak.
Ia menyoroti risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan konsumsi gula tinggi kerap ditemui dalam berbagai makanan dan minuman sehari-hari.
"Banyak makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari mengandung kadar gula yang sangat tinggi, bahkan seringkali sengaja ditambahkan untuk meningkatkan rasa. Termasuk minuman rasa-rasa yang tinggi gula," terangnya.
Daru menyatakan bahwa konsumsi gula berlebih sejak usia dini dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius di kemudian hari.
"Itu dapat memicu obesitas, yang merupakan pintu masuk bagi berbagai penyakit serius seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi," ungkapnya.
Selain itu, ternyata kebiasaan mengonsumsi makanan manis sejak kecil juga dapat membentuk preferensi rasa yang sulit diubah.
Ini berarti, anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis berpotensi lebih tinggi untuk mengalami masalah serius.
"Bagi sebagian kelompok masyarakat, mungkin belum menyadari risiko konsumsi gula tinggi dalam menu sehari-hari. Konsumsi gula tinggi secara terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kebiasaan, dan terjadinya obesitas," jelasnya.
Daru mengingatkan agar kebiasaan tersebut tak dianggap remeh khususnya bagi pengidap obesitas di usia muda.
Menurutnya, itu adalah pintu utama meningkatkan risiko penyakit kronis lain, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan bahkan penyakit ginjal.
"Apalagi bila hal tersebut dilakukan sejak usia anak-anak maupun remaja. Penyakit-penyakit tersebut juga dapat memicu rusaknya ginjal atau yang sering disebut gagal ginjal," tambahnya.
Dia juga menekankan kembali pentingnya memperbaiki pola konsumsi dan gaya hidup sehat sejak dini sebagai langkah utama untuk mencegah berbagai penyakit serius lainnya.
Dinkes Pacitan berharap, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga asupan gula harian mereka dan memulai gaya hidup sehat sejak usia dini.
"Untuk itu hal yang paling utama untuk di benahi adalah memperbaiki pola konsumsi dan gaya hidup sehat sejak dini. Sehingga kita bisa terhindar dari penyakit penyakit tersebut," tandasnya.(*)