Google Pecat 28 Karyawan yang Memprotes Kerja Sama Perusahaan dengan Pemerintah Israel

Jurnalis: Husni Habib
Editor: M. Rifat

19 April 2024 14:14 19 Apr 2024 14:14

Thumbnail Google Pecat 28 Karyawan yang Memprotes Kerja Sama Perusahaan dengan Pemerintah Israel Watermark Ketik
Ilustrasi layanan Google. (Foto: Pexels)

KETIK, JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari raksasa teknologi Google yang baru saja mengumumkan pemecatan 28 karyawannya. Pemecatan ini dipicu oleh protes terhadap kontrak cloud perusahaan dengan pemerintah Israel, Kamis (18/4/2024).

Dilansir dari Asiaone (19/4/2024), keputusan ini diambil setelah sejumlah staf terlibat dalam aksi protes di beberapa lokasi kantor. Alphabet, induk perusahaan Google, mengatakan langkah pemecatan diambil karena protes yang dilakukan para karyawan tersebut sudah mengganggu jalannya pekerjaan di Google.

"Menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas kami merupakan pelanggaran yang jelas terhadap kebijakan kami," kata perusahaan itu dalam pernyataan resmi.

Sebelum melakukan pemecatan, manajemen Google terlebih dahulu melakukan investigasi terkait karyawan yang terlibat dalam aksi protes. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan pemecatan terhadap 28 karyawan.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan di Medium, para pekerja Google yang terlibat dalam kampanye No Tech for Apartheid menyebut tindakan pemecatan tersebut sebagai "tindakan pembalasan yang mencolok".

Mereka juga menegaskan bahwa beberapa karyawan yang tidak langsung terlibat dalam protes juga dipecat oleh Google.

"Para pekerja Google memiliki hak untuk memprotes secara damai mengenai syarat dan ketentuan kerja kami," jelas mereka dalam pernyataan resmi tersebut.

Sebelumnya, aksi protes para karyawan tersebut didasari oleh kontrak Project Nimbus senilai US$1,2 miliar (S$1,63 miliar) yang diberikan kepada Google dan Amazon.com pada tahun 2021 untuk memasok layanan cloud kepada pemerintah Israel, mendukung pengembangan alat militer oleh pemerintah Israel. 

Namun, Google menegaskan bahwa kontrak Nimbus "tidak ditujukan untuk pekerjaan yang sangat sensitif, rahasia, atau militer yang berkaitan dengan senjata atau layanan intelijen". (*)

Tombol Google News

Tags:

teknologi Google Alphabet pemecatan Aksi Protes layanan cloud Israel