Harga Cabai Rawit Terus Merosot, Petani di Pacitan Ketar-Ketir

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

27 Agustus 2023 13:34 27 Agt 2023 13:34

Thumbnail Harga Cabai Rawit Terus Merosot, Petani di Pacitan Ketar-Ketir Watermark Ketik
Sriyatun menunjukkan hasil panen kedua, yang dirasa tergolong sedikit. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Sejumlah petani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ketar-ketir lantaran harga cabai rawit saat ini terus merosot.

Seperti halnya yang dirasakan Sriyatun (55), petani cabai rawit di Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Ia mengaku penurunan harga cabai saat ini cukup membuat merana.

Belum dua minggu musim panen berlangsung, kondisi pasar sudah mulai tak menentu. Selain itu, banyak petani mengeluh gagal panen akibat diserang hama.

Sriyatun membeberkan, tanpa diketahui penyebabnya, tanaman cabai milik warga daunnya mengerut dan tidak menghasilkan buah yang banyak.

"Saya juga bingung, padahal harusnya saat cuaca dingin kayak gini malah bagus buat tanaman cabai, ternyata malah terserang hama. Milik samping lahan saya itu hampir semua daunnya menguning," jelas Sriyatun, kepada Ketik.co.id saat ditemui di sawahnya, Minggu (27/8/2023).

Tak hanya masalah hama yang menyerang tanaman, petani juga mengeluhkan kelangkaan pupuk. Padahal pupuk dibutuhkan agar tanaman cabai dapat berbuah dengan lebat. 

"Mungkin setiap daerah beda, tapi kalau di sini urea itu susah nyarinya. Biasanya kalau sudah dipupuk panennya makin melimpah," ungkap Sriyatun.

Foto Petani cabai Sriyatun (55), tetap memanen tanaman cabai miliknya, seolah tak peduli dengan harga pasaran yang kian merosot. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)Petani cabai Sriyatun (55), tetap memanen tanaman cabai miliknya, seolah tak peduli dengan harga pasaran yang kian merosot. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

Hasil panen cabai milik ibu dua anak ini memang belum melimpah. Karena terhitung baru dipanen kali kedua, atau masih tahap permulaan.

Namun dia mengaku, dalam kondisi saat ini, ia lebih mementingkan kesehatan tanaman cabai miliknya dibanding pasang surut harga.

"Ya beginilah nasib petani, apa jangan-jangan sengaja dibikin sengsara biar makin miskin. Enggak tahu ke depan, bisa naik apa tidak harganya," ujar Sriyatun.

Sementara itu, Suwartini (56) pengepul cabai setempat membenarkan penurunan harga. Sejak tiga hari lalu harga cabai masih diangka Rp14 ribu rupiah, tapi saat ini turun di kisaran Rp10 ribu rupiah. 

"Tiba-tiba turun seribu setiap harinya, sekarang harga cabai rawit di pasaran Rp10 ribu harga 3 hari lalu itu Rp14 ribu," jelas Suwartini.

Harga cabai di pasar tradisional Pacitan diprediksi bakal terus mengalami penurunan. Kecuali ada pengepul dari luar daerah yang siap menampung cabai hasil panen petani lokal dengan jumlah banyak.

"Ya kalau di pasar stoknya juga melimpah, terus pedagang luar juga belum banyak yang ngambil. Kemungkinan harga cabai ini bakal makin turun," pungkas Suwartini. (*)

Tombol Google News

Tags:

Petani Cabai pasar Harga Cabai pacitan