KETIK, BONDOWOSO – Jika anda suka berswafoto, mungkin jembatan gantung menuju Bukit Bercinta di Atas Awan ini, bisa masuk dalam list kalian.
Jembatan gantung itu terletak di Desa Gubrih, Kecamatan Wringin. Jembatan yang baru saja diperbaiki oleh pemerintah desa setempat itu kini ramai didatangi masyarakat.
Tak hanya dari Bondowoso, bahkan sejumlah warga dari luar kota juga berduyun-duyun ke sana untuk berswafoto.
Selain ikonik, di sekitar jembatan yang menjadi akses ke lahan pertanian warga itu juga terdapat pemandangan alam yang indah dan asri.
Pengunjung dapat menghirup udara segar karena jembatan tersebut berada di kaki pegunungan. Selain itu juga terdapat hutan, lahan milik warga dan hamparan sungai di bawah jembatan.
Menurut Kepala Desa Gubrih, Abdul Bari, jembatan tersebut menghubungkan Dusun Krajan dan Dusun Batu Putih. Dulu jembatan tersebut juga merupakan akses utama menuju lahan warga sebelum ada pembukaan jalan baru.
Namun, kendati kini ada lahan baru. Jembatan tetap diperbaiki, karena ada potensi wisata disana.
“Jembatan itu juga masih dimanfaatkan untuk akses ke lahan pertanian,” katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya akan membangun destinasi wisata glamping di sekitar area jembatan.
"Saat ini saja sudah menarik banyak perhatian warga terutama muda mudi. Apalagi didukung destinasi wisata. Mudah-mudahan tahun depan bisa dibangun wisata glamping,” terang kepala desa kelahiran 5 Oktober 1972 ini.
Pria akrab disapa Cak Bari itu menjelaskan, jembatan dengan panjang tersebut sekitar 21 meter dengan lebar 1,5 meter. Untuk merenovasi itu pihaknya menganggarkan melalui dana desa tahap I tahun 2024 dengan besaran Rp 60 juta.
“Tahun ini dilaksanakan, dan memang usulan warga juga,” jelasnya.
Jembatan tersebut juga menjadi akses menuju Bukit Bercinta di Atas Awan. Penamaan bukit itu diberikan oleh warga, lantaran berada di posisi paling puncak.
Dari atas bukit itu, pengunjung juga bisa melihat perumahan warga di Kecamatan Wringin dan bisa melihat Kabupaten Situbondo dari ketinggian. “Karena bukit itu berbatasan dengan Situbondo,” terang Cak Bari.
Namun Cak Bari mengimbau agar warga yang melintasi jembatan tersebut memperhatikan keamanan dan tidak melebihi kapasitas kekuatan jembatan. “Warga yang membawa muatan yang terlalu berat jangan lewat sana,” imbau dia.
Cak Bari juga mengaku kaget, ternyata banyak warga luar yang datang ke Desa Gubrih demi melihat jembatan tersebut.
Tidak hanya itu, teman-temanya yang ada di Madura memberi tahu bahwa jembatan tersebut viral di beberapa platform media sosial.
"Saya sungguh tak menyangka. Tapi alhamdulillah, sehingga destinasi wisata kami makin dikenal sekarang," pungkas Bari. (*)