Kisah Ki Ageng Setiyoso, Penyebar Islam di Pacitan Utusan Sunan Kalijaga

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: M. Rifat

28 Juli 2023 02:46 28 Jul 2023 02:46

Thumbnail Kisah Ki Ageng Setiyoso, Penyebar Islam di Pacitan Utusan Sunan Kalijaga Watermark Ketik
KH Fuad Habib Dimyathi (berpeci putih), dan para tokoh lainnya, dalam acara peresmian makam Ki Ageng Setiyoso (27/7/2023). (Foto: Sunardi for Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Ki Ageng Setiyoso, tokoh penyebar Islam di Pacitan, Jawa Timur utusan Sunan Kalijaga. Masyarakat meyakini, makamnya terletak di RT 02/RW 06, Dusun Duren, Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Jawa Timur, berada di belakang pemukiman warga.

Pimpinan Umum Perguruan Islam Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas, Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Fuad Habib Dimyathi mengisahkan, konon pada enam ratus tahun lalu saat era Sunan Kalijaga, wengker kidul (pesisir selatan) terkenal dengan wilayah yang angker. Bahkan, beberapa utusan/wali yang diberikan mandat ke daerah tersebut saat itu, tidak pernah selesai (tuntas) dalam menjalankan tugas.

"Ceritanya di wengker kidul ini ada putra Majapahit yang dikenal dengan Mbah Buwono Keling (Ki Buwono Keling), lha dia itu tidak mau diajak kompromi (masuk Islam) untuk mengembangkan ajaran Nabi Muhammad," terangnya, Kamis (27/7/2023).

Lanjut Fuad, para Wali Songo kemudian mengutus beberapa tokoh sakti lainnya, seperti yang dikenal selama ini, di antaranya, Ki Ageng Posong (Kyai Ampok Boyo), Syekh Maulana Magribi, Ki Ageng Petung, dan sesepuh dari Tremas Mbah Dipomenggolo.

Namun, setelah itu juga belum rampung, kata Fuad, sebelum akhirnya mereka meminta restu kepada waliyullah masyhur (ternama) dan mastur (tertutup), yakni Syekh Brubuh, yang makamnya terletak di Teleng, Sidoharjo, Pacitan.

"Mashur tapi mastur namanya Mbah Habib yang makamnya ada di pinggir laut paling ujung Makam Kucur, di situ tertulis Syeh Brubuh," ucapnya.

Foto Tampak dihadiri ratusan jamaah dari berbagai daerah. (Foto: Sunardi for Ketik.co.id)Tampak dihadiri ratusan jamaah dari berbagai daerah. (Foto: Sunardi for Ketik.co.id)

Fuad melanjutkan, setelah meminta restu pada wali mastur itu, barulah mereka mampu menundukkan Ki Buwono Keling. Setelah berhasil memenangkan pertarungan, tanah pesisir itu diparuh per wilayah masing-masing, diantaranya di wilayah Desa Klesem bagiannya Ki Ageng Setiyoso, kemudian Kalak paruhannya Mbah Prawiro Yudho, dan untuk di sekitaran daerah selatan, merupakan jatahnya Ki Ageng Petung.

"lha itu semua yang mengomando para sesepuh pada waktu itu, Mbah Sunan Kalijaga (Raden Sahid). Bahkan di punung ada makamnya Mbah Raden yang konon juga santrinya. Wallahualam Bissawab," kisahnya.

Hal tersebut dikisahkan dalam acara peresmian Makam Ki Ageng Setiyoso di rangkaian dengan Peringatan malam 10 Muharam, Kamis (27/7/2023) malam. Nampak hadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Ketua PCNU dan ratusan jamaah dari berbagai daerah.

Di samping itu, Bupati Aji yang hadir menyampaikan, 10 Muharram merupakan malam yang spesial dan penuh berkah. Sebab, Aji mengaku, dalam satu malam, ia menerima banyak undangan yang bertajuk keagamaan laiknya acara yang digelar warga Klesem.

"Semoga doa-doa diijabah oleh Allah SWT dan masyarakat maupun buminya Pacitan gemah ripah loh jinawi adem ayem tentrem sehat semuanya," harapnya.

Sebagaimana informasi yang dihimpun Ketik.co.id, Ki Ageng Setiyoso lahir di Kabupaten Tuban dan masih keturunan Ronggo Lawe. Terdapat Benda peninggalannya yang masih tersisa adalah sebuah pusaka keris berjenis Brojol atau Patrem bernama Pamengkang Jagad. Benda ini tersimpan rapi di salah satu rumah warga bernama Jumiatin berusia 70 tahun.

"Kalau diruntut zaman Kerajaan Pajang dan Demak Bintoro, itu hanya dimiliki seorang senopati yang diutus oleh Sunan Kalijaga mengikuti Sunan Bayat untuk syiar Islam di tanah Wengker Kidul," kata Sunardi, Kamis (27/7/2023).

Saat itu, lanjut dia, terjadi situasi carut-marut peralihan Kerajaan Majapahit ke Demak Bintoro akibat sebuah pengkhianatan dan perebutan kekuasaan. Sedangkan, Ki Ageng Setiyoso ini ada kaitannya dengan tokoh penyebaran Islam di Pacitan.

"Kalau masanya sekitar tahun 1500an, kurang lebih bersama tokoh lainnya, seperti Ki Ageng Posong, Ki Ageng Petung, termasuk Batara Katong, mereka masih murid Sunan Kalijaga," terang Senardi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Ki Ageng Setiyoso Gus Fuad Tremas Pacitan pacitan Bupati Pacitan