Kupas Tuntas! Pakar Epidemologi Jelaskan Perbedaan Covid-19 dan HMPV

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

11 Januari 2025 06:35 11 Jan 2025 06:35

Thumbnail Kupas Tuntas! Pakar Epidemologi Jelaskan Perbedaan Covid-19 dan HMPV Watermark Ketik
Pemeriksaan pasien sebelum vaksinasi Covid-19. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Di tengah meningkatnya kesadaran akan kesehatan global, istilah Covid-19 dan HMPV (Human Metapneumovirus) sering kali muncul dalam diskusi tentang penyakit pernapasan.

Meskipun keduanya adalah virus yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, terdapat perbedaan mendasar dalam asal-usul, gejala, dan dampaknya pada masyarakat.

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes memberikan pemahamannya.

Dosen yang akrab disapa Ato’ itu mengungkapkan HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, serupa dengan virus campak dan gondong.

Virus ini berbeda dengan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang berasal dari keluarga Corona.

"Meskipun sama-sama menular melalui saluran napas, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah. Kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Jumat 10 Januari 2025.

 

 



Berbeda dengan Covid-19 yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru, HMPV cenderung tidak memiliki potensi fatal yang serupa.

Lebih lanjut, Ato’ menjelaskan bahwa kasus HMPV ini rutin ditemukan. Khususnya di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

“Kasus HMPV ini rutin ditemukan setiap tahunnya terutama di musim dingin dan tingkat kematiannya sangat rendah. Mestinya, bila ditemukan di Indonesia situasinya mungkin tidak berbeda,” kata Wakil Dekan II FKM UNAIR itu.

Meskipun begitu, Ato’ menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada khususnya pada kelompok anak-anak dan lansia yang rentan terhadap virus ini.

“Anak-anak dan lansia lebih rentan karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif,” jelasnya. Pada balita, sambungnya, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif.

Ato’ juga membeberkan cara pencegahan penularan penyakit yang menular lewat udara. Yakni dengan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam.

"Gunakan masker di tempat ramai. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan jaga pola tidur serta asupan protein," sarannya. 

Penyebaran HMPV di Indonesia dipengaruhi banyak hal, salah satunya yaitu tingginya mobilitas internasional. Untuk itu, selain action langsung oleh individu, perlu adanya pendekatan sederhana dengan surveilans dan sistem pelaporan Influenza-like Illness (ILI).

“Surveilans dan sistem pelaporan ILI dapat menjadi alat deteksi dini yang penting. Meskipun tidak spesifik untuk HMPV," ucapnya.

Lebih lanjut, Ato’ menuturkan potensi HMPV menjadi wabah global masih tetap ada. Namun, jika dilihat dari tingkat kematian, HMPV sejauh ini belum menunjukkan ancaman yang serius.

Meningkatkan kesadaran masyarakat merupakan langkah penting untuk deteksi dini dan pencegahan.

"Tidak perlu panik, tetapi segera lakukan tindakan pencegahan yang benar. Sebagian besar penyakit akibat virus ini merupakan self-limiting disease atau sembuh sendiri selama daya tahan tubuh tetap terjaga,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Unair Pakar Epidemologi Pakar Epidemologi Unair Ato' HMPV perbedaan Covid-19 HMPV virus Covid