Level Kekeringan di Pacitan Naik Menjadi Awas, Ini Kata BPBD

Jurnalis: Al Ahmadi
Editor: Mustopa

19 September 2023 06:50 19 Sep 2023 06:50

Thumbnail Level Kekeringan di Pacitan Naik Menjadi Awas, Ini Kata BPBD Watermark Ketik
Potret seorang ibu rumah tangga yang tengah mengisi air bersih ke dalam gentong saat musim kemarau. (Foto: Al Ahmadi/Ketik.co.id)

KETIK, PACITAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai kondisi kekeringan meteorologis yang sudah mencapai status awas di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Pacitan.

Hal tersebut sesuai dengan laporan terbaru dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur yang diperbarui pada tanggal 12 September 2023 lalu berdasar pada data hari tanpa hujan (HTH) dan peluang hujan yang minim.

"Status atau level kekeringan di Pacitan meningkat menjadi 'Awas'. Ini menjadi peringatan dan imbauan agar warga siap-siap untuk hari tanpa hujan yang berlangsung 60 hari kedepan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Radite Surya Anggono, Selasa (19/9/2023).

Kekeringan di tempat kelahiran Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, tercatat telah menyasar di 11 kecamatan. Sebelas kecamatan yang dilaporkan terdampak itu di antaranya, Kecamatan Pacitan, Donorojo, Punung, Arjosari, Bandar, Kebonagung, Nawangan, Sudimoro, Tegalombo, Ngadirojo, Pringkuku.

"Dari total 12 kecamatan, saat ini hanya satu kecamatan yang bisa dikatakan tidak terdampak, yaitu Kecamatan Tulakan yang sampai saat ini belum melapor ada bagian wilayahnya yang mengalami kesulitan air bersih," jelasnya.

Dari 11 wilayah kecamatan tersebut, beberapa diantaranya rutin mengajukan bantuan pasokan air bersih setiap hari.

Foto Laporan terbaru dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur yang diperbarui pada tanggal 12 September 2023 lalu. Tampak wilayah Pacitan berstatus Awas diberikan kode warna merah. (BMKG)Laporan terbaru dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur yang diperbarui pada tanggal 12 September 2023 lalu. Tampak wilayah Pacitan berstatus Awas diberikan kode warna merah. (BMKG)

Secara keseluruhan, mengacu informasi BPBD Pacitan, jumlah warga terdampak kekeringan yang sebelumnya 15.949 jiwa atau 7.277 kepala keluarga (KK), kini update data pada 14 September 2023, menjadi 18.830 jiwa atau 8.260 KK. Jumlah tersebut berada di 97 Dusun, 34 Desa.

BPBD Pacitan saat ini melakukan penanganan jangka pendek dengan melakukan penyaluran air. Sementara untuk jangka panjang bakal ada program pipanisasi.

"Kami melakukan penyaluran air setiap hari. Satu hari tidak hanya satu desa saja tetapi beberapa desa. Satu desa juga tidak hanya sepekan sekali. Tetapi dijadwalkan beberapa hari sekali," kata Radite.

Untuk mendistribusikan air bersih, BPBD Pacitan mengandalkan 4 truk dengan kapasitas 2 ribu liter hingga 6 ribu liter.

Sementara awal musim hujan di tanah air, secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November tahun 2023. Namun, akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah.

"Makanya September 2023 banyak yang semakin meminta pengiriman air bersih. Nanti Oktober 2023 sangat mungkin masih mengalami kekeringan kalau prediksi BMKG," ucapnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Status Awas Kemarau Pacitan pacitan BMKG