Omzet Pedagang Pasar Buku Wilis Turun Drastis

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

13 September 2023 10:54 13 Sep 2023 10:54

Thumbnail Omzet Pedagang Pasar Buku Wilis Turun Drastis Watermark Ketik
Pedagang di Pasar Buku Wilis tengah menunggu pembeli yang datang. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Para pedagang di Pasar Buku Wilis dibuat pusing akibat omzet yang turun drastis sejak pandemi Covid-19. Penurunan tersebut diperparah dengan proses renovasi, terutama lapak pedagang di bagian dalam pasar.

Salah satunya Muharto, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Besar Wilis. Ia mengaku omzetnya mengalami penurunan hingga mencapai 80 persen. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan penghasilan yang ia dapatkan sebelum pandemi.

"Kondisinya memang sekarang sepi, itu sudah mulai Covid-19. Penurunannya ya sekitar 80 persen, dan omzet tiap pedagang relatif. Kalau saya sendiri Rp 1-3 juta per bulan, sedangkan dulu sebelum pandemi bisa Rp 5-10 juta," ujar Muharto saat ditemui di lapaknya pada Rabu (13/9/2023).

Meskipun renovasi pasar mendukung sepinya penjualan, para pedagang berharap kondisi akan membaik setelah pengerjaan rampung. Mengingat masalah atap bocor sering menjadi keluhan pedagang karena dapat merusak buku-buku jualannya.

Namun pedagang tidak hanya membutuhkan dukungan dari segi fasilitas fisik semata. Mereka berharap Pemerintah Kota Malang dapat membantu pasar tersebut kembali ramai.

"Harapannya ini kan sudah mulai pembangunan, kita tidak hanya butuh bantuan fisik yang bagus, tapi kami juga butuh bantuan biar ke depannya bisa ramai lagi. Masalahnya selama ini ada kebocoran, makanya kami mengharap dengan direvitalisasi, Pasar Buku Wilis bisa lebih baik," jelasnya.

Foto Proses renovasi bagian depan Pasar Buku Wilis. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)Proses renovasi bagian depan Pasar Buku Wilis. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)

Hal serupa juga dirasakan oleh Daliyah yang sudah 23 tahun berjualan di Pasar Buku Wilis. Saat tahun ajaran baru, ia bisa memperoleh penghasilan hingga Rp 3 juta tiap harinya. Namun pendapatan hariannya terus mengalami penurunan. Kini tiap harinya ia hanya dapat membawa pulang uang Rp 500.000 dari hasil jualannya.

"Saya jualan dari pukul 10.00-16.00 WIB. Mulai dari adanya e-commerce itu, sudah sepi. Tapi kalau saya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun memang berkurang pendapatannya," sebutnya.

Di tokonya, buku yang paling banyak diminati ialah novel, atlas, dan kamus. Namun adanya digitalisasi menyebabkan masyarakat telah beralih dari buku fisik.

"Dulu seperti atlas, kamus, itu yang paling laris. Tapi sekarang orang-orang bisa mengakses lewat internet, e-commerce, jadi ya memang berdampak," lanjutnya.

Dari pantauan di lapangan, kondisi Pasar Buku Wilis memang cenderung sepi pengunjung. Pedagang pun sempat mendapatkan pelatihan untuk e-commerce namun tidak berjalan lancar. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh faktor usia para pedagang.(*)

Tombol Google News

Tags:

Renovasi Pasar Buku Wilis Revitalisasi Pasar Buku Wilis Pasar Buku Wilis Omzet Pedagang Turun