Pasar Heritage Buduran, Cagar Budaya Sidoarjo yang ”Hidup Kembali"

Editor: Fathur Roziq

25 Juni 2024 14:49 25 Jun 2024 14:49

Thumbnail Pasar Heritage Buduran, Cagar Budaya Sidoarjo yang ”Hidup Kembali" Watermark Ketik
Bagian tengah Pasar Heritage Buduran, Sidoarjo, yang segera di-launching oleh Disperindag Sidoarjo. Tempatnya adem dan nyaman buat kulineran. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Hawa sejuk langsung terasa begitu masuk ke tengah pasar. Dari luar, atapnya memang masih terlihat rendah. Namun, Pasar Buduran yang lama merana telah berganti wajah. Aneka kuliner tradisional dan barang kuno melengkapi kelahiran baru tempat bernama Pasar Heritage Buduran itu.

Lelaki bernama Kasun Budiarta terlihat bersemangat. Selasa (25/6/2024), dia begitu sibuk. Tugasnya sebagai pengelola Pasar Buduran memasuki babak baru. Sebab, pasar yang berdiri pada 1926 itu telah tuntas direnovasi. Suasananya jauh berbeda dari sebelumnya.

Sekitar 1 tahun lalu, Pasar Buduran masih sepi. Padahal, lokasinya persis di pinggir jalan raya. Mudah diakses dari mana saja. Itu semua gara-gara sering banjir. Sungai meluap. Airnya tumpah ke dalam pasar hingga setinggi lutut.

Pasar Buduran pun sepi. Satu per satu pedagangnya memilih pergi sejak 2005 lalu. Tinggal kios-kios tua. Los-los pedagang tak terawat. Ada beberapa pedagang yang bisnisnya hidup segan, tapi mati tak mau.

”Saya sampai stres kalau ingat sepinya Pasar Buduran ini,” kata Kasun Budiarta saat bertemu Ketik.co.id pada Selasa siang (25/6/2024) di Pasar Heritage Buduran. 

Kasun Budiarta sedang mengobrol dengan Ririn. Perempuan warga Desa Prasung itu seorang pengusaha kuliner. Dia juga punya komunitas PKL kuliner. Sekaligus orang-orang yang berminat pada benda-benda kuno. Kebetulan, putranya juga suka koleksi barang-barang antik itu.

”Semua saya ajak ke sini (Pasar Heritage Buduran),” ungkap Ririn.

Kasun dan Ririn sadar. Tidak mudah menghidupkan lagi Pasar Buduran yang pernah dianggap mati itu. Namun, mereka punya semangat baru sejak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo merevitalisasi pasar desa legendaris tersebut.

Kios-kios dan los yang kumuh sudah berubah total. Lantainya dikeramik. Bersih. Sebagian mengkilat. Licin.

Jendela, pintu, dan dinding kios dicat warna-warni. Ada sentuhan mural di sana. Coretannya abstrak. Namun, perpaduan warnanya begitu indah.  Di sisi utara ada kios yang juga dicat bersih. Warna-warni.

Begitu pula lapak-lapak pedagang. Ada delapan lapak kuliner di sisi selatan bangunan. Di tengah berjajar meja-meja buat duduk-duduk dan makan-makan. Santai.

Foto Kata-kata sambutan di pintu masuk Pasar Heritage Buduran tertulis di pintu bagian selatan. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Kata-kata sambutan di pintu masuk Pasar Heritage Buduran tertulis di pintu bagian selatan. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Kepala Disperindag Widiyantoro Basuki bahkan menambahkan aksen heritage kuat di atapnya. Tidak ada bocor-bocor lagi. Malah, ada ornamen baru yang khas. Yaitu, lampu-lampu berbentuk petromax yang bergantungan. Cahayanya kuning temaram.

Pengunjung bakal betah duduk berlama-lama sambil menikmati aneka hidangan. Ada makanan khas dapur desa. Sayur asem, soto, penyetan, dan menu lainnya. Yang khas juga ada. Gudeg Jogja, angkringan, bubur Nusantara, gado-gado, maupun makanan lain.

”Tentu saja kupang lontong juga ada. Khas Sidoarjo,” ungkap Erna, pedagang kuliner lainnya.

Erna maupun Ririn akan terus berupaya mengajak pedagang-pedagang lain untuk bergabung di Pasar Heritage Buduran. Mereka optimistis pasar yang dibangun pada masa Belanda itu memiliki ciri khas yang berbeda dari pasar-pasar lain.

Kasun Budiarta yakin Pasar Heritage Buduran tidak akan diganggu banjir lagi. Sebab, di sungai selatan pasar, sudah dibangun dua pintur air. Pintu-pintu air itu dibangun pada 2021. Berkat kerja sama dengan Pemerintah Desa Buduran. Jadi, kalaupun hujan deras, air masih bisa diatur.

Pasar Heritage Buduran akan diisi pedagang kuliner dan pedagang benda-benda antik. Disperindag Sidoarjo segera meresmikannya. Dibuka untuk umum. Di pasar seluas 32 x 32 meter tersebut, total ada 48 stan. Masing-masing 40 kios dan 8 los.

”Kami isi secara bertahap. Kami bangkitkan Pasar Buduran menjadi Pasar Heritage Buduran. Ekonomi warga bisa berputar lagi,” ungkap Kasun Budiarta.

Kepala Disperindag Sidoarjo Widiyantoro Basuki menjelaskan, revitalisasi Pasar Heritage Buduran sudah tuntas. Pasar itu tidak dibongkar. Sebab, status bangunannya merupakan cagar budaya yang perlu dilindungi. Disperindag hanya berupaya memoles Pasar Buduran menjadi jauh lebih baik.

Dinding dihiasi anyaman bambu. Ada hiasan wayang kulit di tembok-temboknya. Pengunjung yang datang pun disambut dengan ucapan ramah. Sugeng Rawuh. Selain kuliner dan barang-barang kuno, ada juga produk-produk UMKM yang dipajang di pasar tersebut. Suasana maupun komoditasnya berbau vintage.

”Begitu semuanya siap, kami launching untuk masyarakat,” ungkap Widiyantoro Basuki. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Pasar Heritage Buduran Pasar Buduran Disperindag Sidoarjo Pasar Buduran Sidoarjo Cagar Budaya Sidoarjo Widiyantoro Basuki Kepala Diskoperindag Sidoarjo Widiyantoro Basuki