KETIK, SURABAYA – Satu lagi prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Terbaru Muhammad Naufal Luthviansyah mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Unesa terpilih untuk mengikuti program belajar di Michigan State University melalui IISMA-Co Funding.
Pencapaian tersebut tentu tidak dicapai dengan mudah, diperlukan perjuangan yang luar biasa hingga dirinya bisa menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam.
Naufal mengatakan perjuangannya untuk lolos dalam program IISMA-Co Funding ini terinspirasi dari nasihat sang kakek.
"Saya punya mimpi belajar di luar negeri dan saya kejar melalui berbagai persiapan, sampai itu benar-benar terwujud sekarang melalui IISMA-Co,” ungkap Naufal, Senin 30 September 2024.
Naufal menambahkan, untuk bisa lolos program tersebut dan menembus kampus ternama di Amerika, banyak persiapan yang harus dilakukan. Seperti syarat kemampuan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat TOEFL atau duolingo.
Pada awalnya, mahasiswa asal Pacet, Mojokerto itu mengira program IISMA bisa menggunakan sertifikat kemampuan bahasa Inggris berupa Test of English Proficiency (TEP). Ternyata, tidak bisa.
Akhirnya, dia fokus latihan rutin. Setelah dirasa siap, dia mengambil tes duolingo untuk pertama kalinya, dan skor yang diperolehnya bisa digunakan untuk mendaftar IISMA-Co Funding.
“Selain persiapan, tantangan yang berat waktu itu ialah harus bolak-balik mengurus berkas pendaftaran, sementara saya sedang menjalani KKN di Jombang," tambahnya.
Setelah melalui proses yang panjang, perjuangan itu pun membuahkan hasil. Namanya masuk di daftar peserta yang lolos IISMA-Co 2024.
Kesan pertama saat sampai di Amerika, ia terpukau dengan penduduknya yang ramai dan aktif berkegiatan, termasuk di kampus tempatnya belajar.
“Para pelajar di sini sangat aktif dari segi komunitas maupun kegiatan pribadinya masing-masing," paparnya.
Selama di sana, Naufal mempelajari beberapa mata kuliah, salah satunya social inequality, pembelajaran yang membahas tentang ketidakadilan sosial dari strata penduduk, perbandingan kelas ekonomi, serta faktor yang membentuk ketidakadilan dalam sosial.
Ia juga belajar dua mata kuliah konsentrasi pendidikan yang meliputi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan penggunaan waktu akhir untuk refleksi.
Ada juga satu mata kuliah psikologi yaitu mata kuliah yang berhubungan dengan cara belajar pada anak, dan sisanya adalah mata kuliah pembelajaran psikologi dan mata kuliah sosiologi.
"Semoga setelah saya lulus IISMA ilmu saya bisa saya kembangkan sesuai dengan penerapannya dan kondisinya di Indonesia,” tutupnya.(*)