Semprot Disinfektan, Gerak Cepat BPBD Jatim Cegah Kasus PMK

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Irwansyah

2 Maret 2023 00:17 2 Mar 2023 00:17

Thumbnail Semprot Disinfektan, Gerak Cepat BPBD Jatim Cegah Kasus PMK Watermark Ketik
BPBD Jatim saat menyemprotkan cairan disinfektan di pasar hewan untuk antisipasi kasus PMK. (Foto: Dok. BPBD Jatim)

KETIK, SURABAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bergerak cepat dalam mengantisipasi lonjakan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) gelombang dua yang menyerang hewan ternak terutama sapi.

Sebagai bagian dari Satgas PMK, BPBD Jatim melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan di seluruh wilayah Jawa Timur.

Dalam upaya mencegah kasus PMK gelombang dua, BPBD Jatim bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan BPBD di masing-masing daerah untuk aksi penyemprotan disinfektan.

“Kami mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD untuk membantu upaya pencegahan penularan virus PMK dengan penyemprotan disinfektan di daerah rentan,” kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya, Kamis (2/3/2023).

Gatot menyebut bahwa aksi kolaborasi lintas instansi ini memilih wilayah perbatasan karena peningkatan kasus PMK selama ini rentan terjadi di wilayah perbatasan.

Gatot mengaku telah mendapatkan laporan data peningkatan kasus PMK di awal tahun 2023. Berdasarkan data tersebut, dikatakan perlu dilakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di seluruh pasar hewan.

Berdasarkan data total kasus PMK di Jawa Timur hingga saat ini masih terdapat 1961 sapi yang sakit atau kasus aktif PMK, dan 186 ribu angka kesembuhan. Dari jumlah tersebut kasus aktif tertinggi berada di empat Kabupaten, yakni Kabupaten Ngawi, Magetan, Bojonegoro dan Probolinggo.

“Kasus aktif PMK di Jawa Timur saat ini ada 1961 kasus sapi yang sakit. Dari jumlah itu total data se Jatim ada 194.533 kasus dengan jumlah angka 186.007 sapi yang sudah sehat,” bebernya.

Foto BPBD Jatim saat penyemprotan disinfektan di pasar hewan. (Foto: Dok. BPBD Jatim)BPBD Jatim saat penyemprotan disinfektan di pasar hewan. (Foto: Dok. BPBD Jatim)

Mantan Kabiro Kesra Setdaprov Jatim ini mengungkapkan, pihaknya bersama dengan BPBD daerah, Dinas Peternakan Jatim serta stakeholder terkait bekerja sama untuk langkah pencegahan dan memutus rantai penyebaran.

“Setelah mendapatkan laporan, kita koordinasi dengan BPBD di daerah untuk melakukan penyemprotan,” ujarnya.

Upaya pencegahan yang saat ini dilakukan BPBD Jatim adalah dengan mengajak BPBD Kabupaten dan dinas peternakan setempat, untuk melakukan sterilisasi dan penyemprotan disinfektan terhadap pasar hewan yang ada di daerahnya masing-masing.

“Sesuai arahan Gubernur, kami mengajak kembali BPBD Kota dan Kabupaten serta Dinas Peternakan setempat untuk bergerak kembali melakukan penyuluhan ke bawah termasuk penyemprotan disinfektan baik di pasar maupun kandang,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Ariyani menjelaskan untuk menekan penyebaran kasus PMK dapat dilakukan biosecurity dengan menjaga kebersihan kandang serta disinfeksi, khususnya untuk daerah yang berada di perbatasan.

Aksi lain yang dinilai efektif dilakukan adalah memperketat lalu lintas tata niaga dari pasar ke pasar. Bahkan, opsi penutupan pasar bisa saja dilakukan jika angka kasus terus meningkat.

“Kalau trennya naik terus, ya terpaksa pasar harus ditutup,” tegasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

BPBD Jatim PMK Pasar Hewan Disinfektan