KETIK, SURABAYA – Malam pergantian tahun bisa dihitung beberapa jam lagi. Sejumlah warga menyerbu pedagang kembang api untuk memeriahkan pergantian tahun.
Senyum sumringah terpampang dari para penjual kembang api di kawasan Sidoarjo, mereka berjualan mulai pukul 08.00 hingga pukul 01.00 WIB.
Salah satu pedagang di kawasan Wonocolo Taman Sidoarjo, Jauma (39) mengungkapkan hanya pada saat tahun baru ini mengalami kenaikan, sebelum perayaan Tahun Baru tidak mengalami kenaikan.
"Kalau naik sih engga, cuma yang penting jalannya bukan naiknya, kalau naik beberapa persen sepertinya biasa saja," tuturnya pada Minggu, (31/12/2023).
Jauma mengaku yang paling laku di lapaknya adalah kembang api yang memiliki warna yang indah saat meletup di udara.
"Yang paling laris ya paling ya ini 8 shot, yang naik 8 kali ke atas itu yang paling laris," tuturnya.
Di lapak Jauma, tak hanya menjual berbagai jenis kembang api, tetapi juga menjual terompet plastik khas perayaan Tahun Baru.
"Terompetnya ndak laris, karena bukan seperti dulu dari kertas, sekarang dari plastik jadi bisa disimpan untuk tahun depan," jelasnya.
Suami Jauma saat menjajakan kembang api di Jalan Wonocolo Sepanjang Sidoarjo. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.co.id)
Pedagang yang lain, Supiah (53) menjelaskan yang paling laris untuk penjualan kembang api hanya saat tahun baru dan puasa.
"Alhamdulillah ada kenaikan cuma tahun baru sama puasaan," jelasnya.
Menurutnya yang paling laris di lapaknya kembang api seharga 15 sampai 20 ribu, karena kembang api tersebut sangat indah jika dihidupkan.
"Semua ya laris, yang kecil-kecil itu juga laris," tuturnya.
Supiah menjelaskan meskipun tidak perayaan tahun baru, dirinya tetap berjualan di sekitar Jalan Wonocolo Sepanjang.
"Jika hari biasa buka pukul 08.00 sampe 22.00 WIB, kalau tahun baru gini bukanya dari jam 06.00 sampe jam 01.00 WIB," pungkasnya. (*)
