SMP Negeri 2 Kota Malang Berdayakan Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Simba Asia

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

30 Juli 2024 11:20 30 Jul 2024 11:20

Thumbnail SMP Negeri 2 Kota Malang Berdayakan Siswa Berkebutuhan Khusus dengan Simba Asia Watermark Ketik
Kegiatan SIMBA ASIA yang dilakukan SMPN 2 Kota Malang. (Foto: Humas Pemkot Malang)

KETIK, MALANG – SMP Negeri 2 Kota Malang memiliki cara menarik dalam memberdayakan siswa berkebutuhan khusus. Melalui Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa (Simba Asia), siswa berkebutuhan khusus diberi 
pembelajaran diferensiasi dan bermakna untuk menjadi pribadi mandiri. 

Kepala SMPN 2 Kota Malang Riatiningsih menjelaskan, penerapan Simba Asia membantu siswa mencapai nilai akademik dengan rata-rata lebih dari 80. Sebelumnya hanya 20 persen siswa yang mampu mencapai rata-rata itu. 

"Sebelumnya juga hanya 15 persen guru yang bisa menerapkan pembelajaran diferensiasi. Kini naik drastis menjadi 73 persen," ujarnya, Selasa (30/7/2024). 

Terdapat 17 anak istimewa yang teridentifikasi membutuhkan pendamping khusus di SMP Negeri 2 Kota Malang. Kecenderungan mereka merupakan tuna grahita, slow learner, gangguan belajar spesifik, intellectual disability, dan underachiever. 

Terdapat dua pendekatan yang dilakukan dalam Simba Asia yakni pembekalan kemandirian dan adanya sahabat siswa. Siswa diberikan pelatihan berupa memasang kancing, menjahit sederhana, menggoreng telur, hingga menyetrika. 

"Jadi kita latih hal-hal sederhana agar mereka bisa lebih mandiri berkegiatan yang sehari-hari kita lakukan," tambahnya. 

Tak hanya siswa berkebutuhan khusus, siswa lain juga dilibatkan menjadi sahabat siswa agar dapat berempati. Sahabat Siswa memberi pendampingan untuk membantu beradaptasi dan berkegiatan sosial. 

"Mereka mendampingi teman-temannya yang biasanya menyendiri, malu, atau sering di-bully. Karena anak-anak spesial itu biasanya sifatnya seperti itu,” terang Ria. 

Baik siswa inklusi maupun reguler, tidak terdapat perbedaan dalam materi pembelajaran. Prinsip Penyesuaian, Penyederhanaan, Penghilngan, dan Penggantian (4P) untuk diferensiasi pembelajaran pun tetap diterapkan. 

"Tujuan pembelajaran yang diberikan sama, namun cara penyampaiannya berbeda. Juga penilaiannya kita bedakan, tentunya kami beri pendampingan lebih," tuturnya. 

Pihak sekolah sempat terkendala untuk memberi pemahaman kepada para orang tua siswa. Beberapa orang tua tidak menerima anaknya termasuk istimewa. 

"Kami terus memberi pengertian sehingga kini dukungan terus mengalir dari orang tua untuk pelaksanaan program tersebut," tutupnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

SIMBA ASIA SMPN 2 Kota Malang Pembelajaran Diferensiasi Kota Malang