Stabilitas Ekonomi Menguat, Surplus Perdagangan RI Sentuh 4,42 Miliar USD

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Mustopa

17 Desember 2024 11:21 17 Des 2024 11:21

Thumbnail Stabilitas Ekonomi Menguat, Surplus Perdagangan RI Sentuh 4,42 Miliar USD Watermark Ketik
Bank Indonesia berkomitmen perkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. (Foto: BI)

KETIK, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada November 2024 mencatatkan surplus sebesar 4,42 miliar dolar AS. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), capaian ini mengalami kenaikan dibandingkan surplus pada Oktober 2024 yang hanya sebesar 2,48 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso mengatakan dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus saat ini menandakan perekonomian dalam kondisi aman.

"Surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," ujar Ramdan, Selasa 17 Desember 2024.

Ramdan menambahkan, sektor non migas merupakan penyumbang terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia.

Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti nikel dan barang daripadanya, serta ekspor produk manufaktur seperti besi dan baja serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

"Neraca perdagangan nonmigas November 2024 mencatat surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar 4,80 miliar dolar AS," tambahnya.

"Tujuan utama ekspor non migas kita adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India," imbuhnya.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi sebesar 1,25 miliar dolar AS pada November 2024. Penurunan ini sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.

"Kami memandang positif capaian ini dan akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk meningkatkan ketahanan QQeksternal perekonomian Indonesia," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ekonomi Sektor Non Migas Bank Indonesia neraca perdagangan ekspor