KETIK, PACITAN – Angka pengangguran di kalangan lulusan SMK dan SMA di berbagai wilayah mendominasi. Salah satunya juga terjadi di Pacitan, Jawa Timur.
Kabid Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disdagnaker Pacitan, Supriyono mengatakan, sedikitnya ada tiga langkah strategis yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam upaya menekan masalah tunakarya ini.
Pertama, yakni melalui peningkatan kerjasama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK).
BKK akan berperan aktif dalam memfasilitasi penyaluran lulusan SMK ke dunia kerja melalui kerjasama lembaga pendidikan dan perusahaan.
"Akan kami memaksimalkan lagi kerjasama itu, ini penting karena BKK dibawah SMK memang untuk memfasilitasi siswa-siswi yang baru lulus," paparnya, kepada Ketik.co.id.
Kedua, penguatan keterampilan siswa.
Siswa akan didorong untuk menggali dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan jurusan masing-masing selama magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Pasalnya, itu menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para pencari kerja. Banyak lulusan SMA/SMK di Pacitan yang belum memiliki keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh industri.
"Saat PKL selama beberapa bulan itu, akan kami dorong agar betul-betul dimanfaatkan untuk menggali atau menambah skill siswa. Jadi tidak hanya dianggap formalitas, tapi untuk guru pembimbingnya memang mencari tempat-tempat dimana siswa-siswa itu sesuai jurusan, atau bahkan diberikan kerja," gagasnya.
Ketiga, menarik investor untuk membuka usaha di Pacitan.
Adanya pembangunan industri via investor ditujukan agar terciptanya lapangan kerja baru.
Selain kurangnya keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar, pertumbuhan perusahaan di Pacitan yang relatif lambat diklaim turut menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran.
Beberapa perusahaan besar, seperti tiga perusahaan rokok Pacitan, punya jumlah kebutuhan tenaga kerjanya yang cenderung terbatas.
"Jadi harapan kami memang untuk stakeholder yang terkait bisa menarik investor ke Pacitan, sehingga pengangguran yang ada di Pacitan ini bisa terserap dan tidak keluar di ke luar kota atau merantau," pintanya.
Lebih jauh, pihaknya mengatakan, sejatinya pasar kerja bagi para lulusan SMA/SMK masih terbuka lebar, namun di luar daerah. Dia mencontohkan, potensi pekerjaan seperti pabrik garmen atau tekstil di daerah tetangga, masih banyak tersedia.
"Tinggal bagaimana para pencari kerja dapat berupaya secara mandiri untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Tentunya pemerintah pasti siap memfasilitasi," tandasnya.
Sekadar informasi, mengacu rilis BPS, soal keadaan ketenagakerjaan di Pacitan per Agustus 2023. Jumlah pengangguran terbuka di Pacitan mencapai 7.210 orang.
Penyumbang tertinggi, adalah tamatan SMA sederajat dengan presentase, yakni 3,76 persen. Disusul lulusan SMP sederajat sebesar 2,68 persen. (*)